Setelah mungkin kita mengenal beberapa poin Pengertian, Timbulnya, Syarat-Syarat, Faktor-Faktor Pendukung dan Penghalang. Namun saat ini mungkin agak lebih fokus kepada faktor-faktor dari pendukung maupun penghambat adanya asimilasi di dalam bentuk-bentuk interaksi sosial di bagian asimilasi.
![]() |
Proses Asosiatif © Bob Dmyt / Pixabay / Team |
Pengertian Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang merupakan taraf lanjut dan cukup lama. Dengan ditandai usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara orang-perseorangan atau kelompok-kelompok manusia. Asimilasi sendiri dapat terjadi dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu interaksi sosial, dan disaat bersamaan untuk mempertinggi kesatuan. Dalam asimilasi sendiri membentuk kebudayaan yang baru saling membaur hingga terbentuknya kebudayaan baru.Faktor-Faktor Pendukung
Berikut adalah faktor-faktor yang mempermudah terjadinya suatu asimilasi :1. Toleransi
Toleransi terhadap kelompok-kelompok dari manusia dengan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri hanya tercapai jika telah melewati Akomodasi. Sikap keterbukaan, saling menghargai, dan saling menerima adalah poin penting diawal.2. Kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
Tujuan dari keseimbangan ekonomi adalah dapat mengurangi kecemburuan sosial. Di dalam sistem ekonomi yang demikian, di mana masing-masing individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan di dalam jasa-jasanya. Sehingga dalam asimilasi menetralisir perbedaan.3. Sikap menghargai orang asing dengan segala kebudayaan yang dimilikinya
Di dalam sikap saling menghargai, kita menghargai kelemahan dan kelebihan yang ada di masyarakat serta membangun pendekatan di masyarakat. Baik dari kelemahan maupun kelebihan untuk mendukung kebudayaan-kebudayaan yang ada disitu.4. Sikap untuk terbuka pada golongan yang berkuasa di dalam masyarakat.
Diharapakan dari sikap keterbukaan ini sendiri, memicu kesempatan bagi golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan, pemeliharaan, kesehatan, dan lain-lain. Hingga golongan minoritas mendapatkan kesempatan yang baik.5. Pengetahuan dan Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
Dengan meningkatkan pengetahuan dan persamaan dalam kebudayaan tertentu. Semakin melakukan penelitian secara mendalam dan luas terhadap kebudayaan-kebudayaan yang ada dan khusus. Maka akan memudahkan asimilasi terhadap berbagai pihak., khususnya di Indonesia ini.6. Perkawinan campuran (amalgamation)
Agaknya merupakan suatu terjadinya proses asimilasi (sehingga pro dan kontra). Hal ini tejradi dengan pro dan kontra namun mungkin saja bisa saja terjadi proses asimilasi. Bahkan mungkin karena golongan mayoritas dan minoritas melakukan perkawinan campuran mungkin bisa.7. Adanya musuh bersama dari luar.
Ketika ada musuh dari luar datang kepada kelompok suatu masyarakat. Maka yang terjadi adalah beberapa golongan, baik minoritas dan mayoritas berkompromi menjadi satu bagian untuk menghadapi beberapa ancaman-ancaman dari luar kelompok mereka.![]() |
Asimilasi © Gerd Altmann / Pixabay / photomontage |
Faktor-Faktor Penghambat
Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya suatu asimilasi sehingga susah terjadi asimilasi :1. Kehidupan masyarakat yang terisolir dari masyarakat umum, maupun letak yang terisolis di masyarakat.
Di suatu tempat yang jauh dan merupakan masyarakat minoritas yang terpencil dan cukup jauh dari masyarakat mayoritas. Sehingga di berbagai masyarakat perlu adanya akses agar dikenali di lingkungan masyarakat mayoritas. Dan seolah-olah dalam kasus tertentu. Masyarakat yang terisolir kadang-kadang ditutupi oleh masyarakat mayoritas sehingga mereka sendiri akan tidak diketahui dengan letak geografisnya.2. Kurangnya pengetahuan terhadap kebudayaan lain.
Sehingga seringkali menimbulkan faktor ketiga dan salah inteprestasi serta pengetahuan yang salah pula.3. Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain
Sehingga menimbulkan faktor ketiga. Sehingga sebagian dari orang-orang ini mulai melakukan asimilasi, namun masih belum lancar. Hal ini disebabkan karena hubungannya masih belum begitu lancar.4. Perasaan bahwa kelompok atau golongannya lebih tinggi daripada kebudayaan dari kelompok lainnya
Sikap superior di dalam suatu kelompok sering di jumpai di dalam berbagai daerah-daerah tertentu. Bahkan saat penjajahan. Bagaimana masyarakat mayoritas lebih merasa superior daripada daerah yang mereka jajah sehingga masyarakatnya sendiri tidak memahami kebudayaannya dan relatif masih lebih rendah.5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
Dalam perbedaan jenis kelamin dan ciri-ciri badaniah, bahkan dalam warna kulitpun menjadi suatu fakor menghalangnya dan penghambatan asimilasi.6. In group feeling yang kuat dapat terjadi penghalang berlangsungnya asimilasi
In-group feeling yang berarti bahwa adanya perasaan yang kuat pada golongannya sehingga individu terikat kepada golongannya atau kelompok / kebudayaannya.7. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi jika golongan-golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
Sehingga terganggungya suatu golongan tertentu terhadap perbedaan golongan. Seperti yang terjadi di kisah Pearl Harbour antara Jepang dengan Amerika.8. Kadangkala faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi juga dapat menghalang proses asimilasi.
Kepentingan-kepentingan yang berbeda terutama yang bersifatprimer dapat menyebabkan dipertajamnya perbedaan antara golongan-golongan maupun lembaga-lembaga yang berbeda didalamnya. Bahkan di dalam masyarakat pun.Kesimpulan
Asimilasi adalah proses dalam tahap taraf lanjut dengan waktu yang cukup lama untuk mengurangi perbedaan-perbedaan kebudayaan yang ada di dalam sautu kelompok masyarakat. Sehingga di dalam proses tersebut terjadinya proses asosiatif yang menjadi jauh lebih bermanfaat dan proses interaksi sosial jauh lebih memenuhi.Sumber
- Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, 2009, Sosiologi untuk SMA Kelas x, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, Hlm. 62-63
- Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2017, Sosiologi suatu Pengantar edisi Revisi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hlm. Hlm. 73 - 80
- Suhardi dan Sri Sunarti, 2009, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 82
Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon