Pernahkah Kalian membayangkan ketika pacaran tanpa memiliki tujuan yang cukup jelas? Mungkin sebagian besar dalam diri kita kurang memiliki tujuan yang benar di dalam pacaran dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang terjadi adalah kita belum menyadari realitas penting yang ada dalam kehidupan kita jika kita tidak sungguh-sungguh menjalankan pacaran yang baik. Ini adalah permasalahan serius loh kalau tidak ditangani dengan baik.
Pacaran © Pacaran / Maria Orlova / Pexels |
Sehingga dalam artikel ini kita akan membahas mengenai apakah sich kepentingan ketika kita sungguh-sungguh memikirkan dan menjalani pacaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini sangat penting mengingat pacaran di zaman sekarang ini banyak orang yang belum mengenal jati dirinya di dalam pacaran. Dan mereka lupa bahwa pacaran itu pasti ada tujuan yang sangat penting harus dicapai.
Hubungan Pacaran Bukanlah untuk Anak Kecil
Satu hal sangat tegas saya katakan disini, Tidak ada pacaran yang melibatkan anak kecil di dalamnya. Di dalam dunia pacaran ini. Anda akan menemukan suatu relasi yang sangat unik di dunia ini. Mungkin kalian telah akrab dengan skenario di dalam dunia game maupun anime dsb. Tetapi dalam pacaran, skenario yang dirancang sangatlah berbeda dari apa yang ada kita bayangkan. Bahkan skenario pacaran jauh lebih rumit dari apa yan pernah kita bayangkan di dalam kehidupan. Bahkan kurang mengenal pacaran yang sungguh-sungguh.
Pacaran memang memiliki resiko. Itulah sebabnya dalam pacaran jangan ada anak kecil yang akan ada disini. Itu tidak berarti bahwa anak remaja tidak boleh berpacaran, bukan itu, melainkan disini kita perlu memiliki sikap kedewasaan yang sungguh-sungguh ketika kita mulai menginjak langkah pertama di dalam dunia pacaran. Sebab di dalam dunia pacaran sendiri adalah dunia yang penuh dengan komitmen yang dirancang. Jika pacaran adalah main-main dan tidak membawa kepada kedewasaan dan akhirnya kita menikah dengan pasangan hidup kita.
Bagaimana Berpacaran Demi memperjuangkan Pernikahan?
Perlu kita sadari sekali lagi, bahwa pacaran adalah suatu hubungan yang penuh dengan resiko yang harus kita tempuh. Baik itu resiko di tengah ketidak komitmen. Ketidak cocokan. Bahkan resiko yang lebih besar daripada itu semua. Yakni ketidak dewasaan. Namun yang terpenting adalah dalam pandangan kita. Bagaimana sih kita benar-benar sungguh-sungguh untuk memfokuskan diri kita kepada pernikahan yang harus kita capai di dalam dunia pacaran ini. Hal ini adalah sesuatu yang sangat holistik perlu kita pikirkan.
Terus bagaimana kita harus mengusahakan bahwa kita bisa sungguh-sungguh fokus terhadap apa yang kita cintai dan layak untuk kita pacaran hingga fokus ke dalam dunia pernikahan? Berikut kita akan membahasnya di dalam artikel ini. Apakah kalian sangat memperjuangkan pacaran untuk pernikahan atau tidak sama sekali.
1. Ketahuilah bahwa apa yang membuat anda sungguh-sungguh untuk menikah
Sebelum memulai suatu pacaran, kita perlu mengembangkan suatu pemahaman tentang harga yang harus dilakukan saat pernikahan. Mengapa dari awal kita ingin menikah? Ini Perlu kita jawab dalam hati. Tetapi sedikit jawaban bahwa Pernikahan yang layak harus diusahakan sungguh-sungguh olehmu karena ini tentang Tuhan dalam komitmen seumur hidup satu sama lain. Pernikahan adalah mengenal Tuhan, menyatakan Tuhan, dan membentuk serupa dengan Tuhan. Sebab Tuhan telah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan nya, maka kita yang telah disatukan oleh Allah memang layak untuk bersama-sama bertanggung jawab di dalam pacaran yang kita lakukan.
2. Pernikahan itu Sederhana
Tidak seperti kata orang bahwa pernikahan itu sangat sulit dan lain sebagainya. Bahkan pacaran tidak sesulit dengan hal tersebut. Bahkan syarat-syaratnya sangat mudah, yakni : (1) Pasangan itu harus percaya kepada TUHAN (2 Kor. 6:14). (2) Mereka harus berbeda jenis kelaminnya. (Kej. 2:26, lihat juga dalam Mat. 19:4-6; Ef. 5:24 – 25).
Serta dia lama pernikahan memang sangat mudah dan sederhana dalam membangun peran suami dan istri. Di dalam hal ini, Seorang pria harus melindungi dan menjadi penyedia bagi istri mereka (Ef. 5:25 – 29). Wanita harus menolong dan tunduk kepada suaminya (Kej. 2:18, Ef. 5:22-24). Dan Orang Tua harus memimpin keluarga mereka dalam firman Allah (Ef. 6:4). Orang tua harus mengasihi dan membesarkan anak di dalam iman (Ul. 6:7). Serta anak harus tunduk kepada kedua orang tuanya.
3. Mengusahakan Kejelasan daripada keintiman
Orang di dalam dunia saat ini lebih mengarah kepada bahaya yang terbesar di jaman sekarang ketika berpacaran adalah memberikan bagian-bagian dari hati dan hidup kita kepada seseorang yang belum kita nikahi. Ini adalah resiko yang besar dan banyak pria maupun wanita memiliki luka yang dalam dan berkelanjutkan dari relasi karena pasangannya menikmatinya secara emosional. Oleh sebab itu kita perlu bener-benar memahami yang namanya komitmen yang kuat. Komitmen ini akan menghilangkan segala keintiman yang salah di dalam kehidupan kita.
Meski hadiah terbesar dalam pernikahan adalah keintiman yang berpusat kepada Tuhan, Tetapi yang terpenting di dalam pacaran adalah kejelasan di dalam hubungan tersebut. Kejelasan dimaksud adalah langkah-langkah yang harus diambil di dalam berpacaran. Keintiman yang aman memang hanya di dalam pernikahan dan pernikahan yang paling aman adalah terjadi kejelasan. Sehingga di dalam pacaran akan menentukan apakah kedua pasangan tersebut yang sedang menikah apakah layak untuk menikah atau tidak.
4 Menunda Pacaran sampai Anda siap menikah
Memang sangat disarankan untuk menunda pacaran dahulu kalau memang kalian belum benar-benar siap untuk menjalani pernikahan. Saya yakin bahwa sebagian kita pernah menikmati pacaran yang kurang mempersiapkan untuk nikah. Karena kita tahu dalam pacaran saat remaja. Kita tidak mengusahakan diri untuk fokus terhadap pernikahan dan hal ini sering terjadi di dalam kehidupan remaja yang belum siap.
Pernikahan adalah hal penting di dalam pacaran © StockSnap / Pixabay / nikah |
Sehingga alangkah hormat dan baiknya kita untuk menunggu sampai anda siap untuk menikahi pacar anda. Anda harus menunggu beberapa waktu yang lama sehingga akhirnya anda siap untuk memutuskan siap pacaran dan siap nikah. Dengan begitu maka kita benar-benar menghargai pacaran sebagai upaya kedewasaan diri kita untuk fokus ke jenjang berikutnya.
5. Temukan tunangan yang juga melayani
Daripada membuat pernikahan anda sebagai misi hidup Anda, jadikan itu sebagai maksud global Allah untuk memperluas injil di tempat Anda, dan mencari seseorang yang sedang mengejar hal yang sama. Dalam hal ini kita penting dan mengetahui bahwa kita harus menikah dengan seseorang yang mencintai Tuhan. Dan ingin membuat Tuhan dan Injil lebih dikenal.
Ini berarti bahwa kita harus mencintai orang yang sangat hormat terhadap Allah. Pacaran yang baik adalah pacaran yang juga melayani Tuhan dan di dalam pelayanan di tempat ibadah, khususnya dalam konteks ini adalah gereja. Maka harus pacaran yang mencintai Gereja.
6. Jangan izinkan pikiran Anda menikahi dia sebelum keseluruhan anda bisa menikahinya
Jangan sampai pikiran kita memikirkan hal-hal yang ada di dalam pernikahan terlebih dahulu sebelum kita benar-benar menikahi orang yang tepat bagi hidup kita. Kita harus benar-benar memikirkan dengan seksama bahwa kita tidak boleh berjalan di dalam pikiran dan mimpi kita secara berlebihan mengenai kehidupan kita saat menikah. Hal ini sangat tidak baik karena kita benar-benar belum mempersiapkan diri kita.
Alangkah baiknya kita benar-benar harus mengatur emosional, fisik, jaga hati, dan pikiran kita agar kita benar-benar memikirkan diri kita untuk komitmen terlebih dahulu daripada diri kita terbawa di dalam pikiran maupun terbawa ke dalam keinginan belaka tanpa tindakan. Oleh sebab itu, kita harus benar-benar memikirkan dan bertindak terlebih dahulu daripada terjebak di dalam dunia pikiran, mimpi dsb. Tetapi alangkah baiknya kita fokus terhadap hidup kita untuk menikah.
7. Menjadikan batasan-batasan menjadi teman terbaik
Seperti pada artikel sebelumnya bahwa batasan-batasan di dalam pacaran adalah hal yang sangat penting. Membangun batasan-batasan adalah hal yang harus dipikirkan di dalam kehidupan kita. Batasan-batasan seperti demikian adalah sesuatu yang memberikan kita apa yang ada di dalam kepemilikan kita dengan orang lain dan pacaran kita. Hal ini sangat penting mengingat batasan akan mendefinisikan siapakah kita.
Sehingga sangat penting untuk kita membawa dan setuju di dalam batasan-batasan ini. Terutama batasan-batasan di dalam pernikahan kelak. Oleh sebab itu kita perlu memikirkan ulang bagaimana batasan-batasan kita selama pacaran dan pernikahan yang kita buat.
8. Libatkan Komunitas Anda secara konsisten
Berpacaran adalah melakukan yang terbaik untuk memahami kemampuan seseorang dalam memenuhi panggilan dan tujuan Allah bagi pernikahan bersama dengan dirimu. Mungkin anda orang yang tidak terbaik untuk menilai seseorang. Sehingga diperlukan orang-orang di dalam komunitas anda untuk menilai rang yang baik. Oleh sebab itu diperlukan komunitas dan alangkah baiknya juga membawa pacar kita di dalam komunitas untuk memahami orang-orang yang akan kita jalani di dalam pacaran kelak. Hingga pada akhirnya tujuan berpacaran kepada pernikahan akan terwujud dengan baik.
9. Buat Pacaran Anda menjadi Pacaran Bermisi
Dalam hal ini pacaran yang baik adalah pacaran yang berfokus terhadap misi di dalam Kristus. Sehingga di dalam hal ini kita benar-benar bisa untuk mempromosikan iman Kristen di tengah dunia yang tidak mengenal Kristus. Ini hal penting karena karena pacaran yang dewasa adalah pacaran yang menceritakan Kristus di setiap kehidupan. Terutama pacaran yang membawa diri kita kepada pernikahan. Pernikahan yang terpenting adalah pernikahan yang membawa diri kita untuk terus mempromosikan kasih tersebut. Kasih Kristus di dalam pernikahan.
Sehingga di dalam pacaran adalah libatkan Kristus di dalam kehidupan. Meskipun pacaran dan pernikahan adalah hal yang sangat susah dan lama. Namun perlu kita sadari bahwa Kristus jauh lebih penting daripada yang lainnya. Dalam hal ini, memfokuskan diri terhadap Kristus adalah lebih penting agar kita bisa membentuk ke dalam pernikahan. Sehingga pacaran yang baik adalah pacaran yang membawa diri kita kepada Kristus untuk mempromosikannya.
Kesimpulan
Apakah kalian sudah memahami memahami apakah pacaran yang baik adalah pacaran yang membawa diri kita kepada pernikahan? Apakah kalian sudah mengerti bagaimana pernikahan bisa membawa kita kepada pernikahan yang sangat baik? Atau kalian masih belum paham mengenai konsep pacaran yang membawa kepada pernikahan. Apakah kalian sudah memahami konsep pacaran demikian aau kalian belum benar-benar siap di dalam pacaran?
Referensi
Henry Cloud dan John Townsend, Boundaries in Dating, (Surabaya : Literatur Perkantas Jawa Timur, 2018), 22
Marshall Segal, Not Yet Married, (Surabaya : Literatur Perkantas Jawa Timur, 2020), 117 - 128
Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon