Friday, February 18, 2022

Agen-Agen dalam Pengendalian Sosial

Ketika kita mengerti mengenai pengendalian sosial, mesti kita harus memahami bagaimana pengendalian sosial itu dapat berjalan di dalam suatu kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bernegara. Pengendalian sosial akan dapat mengendalikan sebagian besar kehidupan masyarakat kalau terdapat beberapa agen yang siap untuk mengendalikan sosial tersebut. Terlebih bagaimana pengendalian sosial itu bergerak dengan sangat baik di dalam kehidupan masyarakat.

Polisi
Polis adalah Agen Pengendalian Sosial
© James Paramecio / Pixabay / Polisi
 

Oleh sebab itu, agar kehidupan masyarakat tidak mengalami yang namanya hal-hal yang buruk, maka diperlukan pengendalian sosial yang hadir di dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai agen-agen yang ada di dalam pengendalian sosial sehingga pengendalian sosial dapat berjalan dengan baik. Berikut agen-agen pengendalian sosial.


Agen-Agen Pengendalian Sosial

Agen dapat dibilang sebagai suatu peran khusus di dalam kehidupan sosial. Agen-agen ini sendiri dapat dibilang sebagai aparat / lembaga yang bergerak di dalam pengendalian sosial. Agen-agen ini sendiri bergerak untuk mengendalikan sosial agar bisa bergerak dengan baik. Agen ini sangat penting karena bahwa di dalam masyarakat sendiri, makin sangat kompleks sekaligus, usaha dalam penegakan melalui usaha kaidah sosial yang mengarahkan kita untuk kesadaran masyarakat atau rasa sungkan warga masyarakat sendiri tidak berguna. Oleh sebab itu, diperlukan namanya agen-agen / aparat-aparat yang penting dalam mengendalikan sosial.[1]

Di dalam masyarakat, beberapa aparat/ agen penegakan dalam kontrol sosial sendiri sangat lazim disebut sebagai agen kepolisian, pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat yang telah modern, setidaknya pihak-pihak ini atau agen-agen ini paling utama diharapkan bisa menegakan kaidah sosial sekaligus melindungi warga masyarakat lain dari gangguan orang-orang yang dengan sengaja maupun tidak sengaja melanggar aturan atau hukum, atau norma yang berlaku.[2]


Daftar Agen-Agen dalam Pengendalian

Berikut daftar agen-agen dalam pengendalian sosial :


1. Polisi/ Kepolisian

Polisi merupakan aparat negara yang mempunyai tugas utama untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat. Agar menjaga keamanan dan ketertiban tersebut, maka polisi mengendalikan dan mengawasi setiap perilaku masyarakat yang telah menyimpang dari norma-norma hukum yang telah berlaku. Oleh sebab itu, peranan polisis angat penting di dalam suatu masyakart. Jika tidak ada polisi atau polisinya lemah, maka sangat susah sekali terciptanya masyarakat yang damai dan keadaan tertib masyarakat sangat susah.[3]


2. Pengadilan

Pengadilan adalah lembaga milik negara yang mempunyai wewenang untuk mengadili perkara dan menjatuhkan hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar aturan hukum. Lembaga pengadilan ini sendiri di d indonesia meliputi meliputi Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Militer, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung.[4]


3. Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal, Dimana guru berkewajiban untuk mendidik dan mengajar para siswa. Mendidik lebih intensif daripada mengajar. Ketika mendidik para siswa, dalam hal ini, guru akan menanamkan berbagai nilai dan norma sosial yang membangun kepribadian siswa. Sehingga siswa dapat menjadi individu yang lebih beradab.[5]


4. Keluarga

Keluarga berperan penting dalam pengendalian sosial bagi anak-anak. Di dalam pengendalian sosial terbesar ini, lingkungan keluarga merupakan tempat pertama bagi anak-anak dalam belajar kehidupan sosial. Termasuk bagaimana penanaman nilai dan norma yang saat ini berlaku dalam masyarakat.[6]


5. Pengadilan Adat

Pengadilan adat adalah lembaga adat yang terdapat di dalam masyarakat yang memegang peranan kuat di dalam adat istiadat. Lembaga ini bertugas secara adat mengawasi, mengendalikan warga negara yang telah melanggar norma. Hukuman bagi pelanggar norma adat sendiri dapat berubah denda, atau diusir dari lingkungan masyarakat adat yang bersangkutan.[7]


6. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah pemimpin di dalam masyarakat, baik secara formal maupun informal. Mereka sendiri ditokohkan karena memiliki wibawa atau pengaruh yang baik di dalam masyarakat. Tokoh masyrakat ini sendiri sangat penting dalam perannya di pengendalian sosial terhadap masyarakat. Misalnya dengan cara mendidik, menasehati, membimbing, membina, menegur, dan sebagainya, agar warga masyarakatnya mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku.


7. Media Massa

Media massa sendiri dapat dengan efektif untuk mengendalikan kehidupan sosial masyarakat. Apalagi dalam media massa sendiri memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga dapat mengontrol perilaku dari para pemimpin dan warga suatu masyarakat. Bahkan media massa dapat mempengaruhi publik seperti sikap dan pendapat warga masyarakat tentang sesuatu hal tertentu.[8]


8. Mahasiswa

Mahasiswa sendiri dapat disebut sebagai pelaku pengendalian sosial. Demonstrasi mahasiswa sendiri menuntut agar para pemimpin dan pejabat pemerintah yang melanggar norma-norma hukum dan merugikan rakyat dan negara harus digantikan. Ini adalah salah satu contoh dalam pengendalian sosial.[9]


Kesimpulan

Setidaknya dalam kehidupan sosial, agen-agen / aparat-aparat dalam penegakan kontrol atau pengendalian sosial setidaknya ada delapan agen pengendalian sosial, antara lain : kepolisian, sekolah, pengadilan, keluarga, media massa, mahasiswa, tokoh masyarakat, dan pengadilan adat.Setidaknya dari agen-agen pengendalian sosial ini, kita bisa melihat pengendalian sosial sangat penting untuk menjaga kestabilan masyarakat yang ada di sekitar. Khususnya kedamaian yang ada di dalam warga masyarakat. Ketika warga masyarakat damai, maka pengendalian sosial berjalan efektif dan agen-agen ini dapat mengendalikan sosial dengan baik


Sumber Referensi :

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto(Editor), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2019), 124

Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, Sosiologi untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 151 - 152


----

[1] J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto(Editor), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2019), 124

[2] Ibid, 124

[3] Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, Sosiologi untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 151

[4] Ibid, 151

[5] Ibid, 151

[6] Ibid, 152

[7] Ibis, 152

[8] Ibid, 152

[9] Ibid, 152

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon