Friday, February 5, 2021

Pembentukan Kepribadian – Pengertian, Faktor-Faktor, dan Tahapan-Tahapan

Pernahkah kita mengenal kepribadian kita sendiri dan dari mana kita terbentuk kepribadian ini. Apakah dari lingkungan atau diri kita sendiri? Ada apa dengan pembentukan kepribadian ini?

Keluarga
Keluarga Pembentuk Kepribadian
© FamilyGerd Altmann / Pixabay

Setelah kita mempelajari sekilas mengenai sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Alangkah baiknya kita akan memfokuskan dulu mengenai hal yang esensi maupun mendasar lainnya, yaitu Pembentukan Kepribadian. Apakah yang dimaksud mengenai pembentukan kepribadian?


Pengertian Kepribadian

Dalam studi sosiologi, kepribadian adalah kecenderungan psikologik seseorang untuk melakukan tingkah seperti sosial tertentu, baik tingkah pekerti yang bersifat tertutup (seperti berperasaan, berkehendak, berpikir, dan bersikap), maupun tingkah pekerti yang terbuka (dalam kehidupan sehari-hari yang kita namakan perbuatan). Dalam hal ini, kepribadian adalah integrasi dari keseluruhan kecenderungan seseorang untuk berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat menurut pola tingkah laku.


Kepribadian ini sendiri akan terbentuk dari suatu suatu interaksi sosial maupun terbentuk melalui masyarakat yang ada. Wujud dari proses sosial akan membentuk suatu kepribadian seseorang. Entah seorang tersebut melalui proses sosial maupun dari kepribadian yang ada di dalam keluarga maupun pembawaan diri dia sendiri.


Dalam ranah lain, Kepribadian dapat didefinisikan sebagai :

Cermin diri

Menurut Cooley (1902), kepribadian seseorang akan berkembang secara bertahap yang rumit dan akhirnya berlangsung seumur hidupnya. Kepribadian seseorang ini hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain. Sehingga orang lain yang memberikan kita gambaran mengenai diri kita. Inilah yang dimaksud cermin diri dari orang lain. Dalam hal ini, Cooley lebih menggambarkan mengenai sosialisasi karena dari sosialisasi, kita terbentuk kepribadian.


Generalisasi Orang lain

Mirip dengan teori diatas, George Herbert Mead (1934) mengungkapkan kepribadian tersebut dibentuk karena generalisasi orang lain. Setiap orang akan meyakini orang lain memiliki harapan terhadap perilaku kita, dan harapan itulah yang kita hayati dari orang lain. Kita akhirnya mengikuti apa yang orang lain harapkan dan kita mengikuti apa yang mereka mau sehingga kepribadian kita terbentuk karena harapan orang lain.


Konflik Individu dan Masyarakat

Sigmund Freud, mengungkapkan kepribadian sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu dengan masyarakat. Jiwa seseorang terdiri atas tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego. Id adalah pusat nafsu dan dorongan-dorongan bersifat naluriah, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang sehingga membentuk hati nurani, sedangkan ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional, sehingga dapat mengendalikan konflik antara superego dan id


Faktor-Faktor Pembentukkan Kepribadian

Berikut kita akan membahas mengenai faktor-faktor pembentukan kepribadian :

1. Faktor Pranatal (Pra Kelahiran)

Sebelum dilahirkan, seorang anak manusia berada dalam kandungan selama kira-kira sembilan bulan sepuluh hari. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan calon individu. Baik itu penyakit, penglihatan, mental, pertumbuhan, dan pendengaran.


2. Faktor Keturunan (Heredity)

Warisan biologis akan mempengaruhi pembentukan beberapa ciri kepribadian seseorang. Namun tidak menentukan semua ciri kepribadian orang tersebut. Jika pengaruh warisan biologi positif, maka akan menjadi baik di lingkungan. Warisan biologi antara lain intelegensi, temperamen, watak, cara bicara, tinggi badan, warna kulit, jenis, rambut, dan sebagainya. Tiga faktor keturunan yang menonjol adalah ciri fisik Biologi, Ciri Psikologis, maupun Tingkat Kecerdasan.


3. Faktor-Faktor Lingkungan (Environment).

Ciri-ciri kepribadian seseorang dalam hal ketekunan, ambisi, kejujuran, dan kriminalitas, dan kelainan merupakan hasil pengaruh dari lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik keadaan fisik, sosial, maupun kebudayaan. Lingkungan fisik adalah keadaan iklim, topografi, dan sumber daya alam. Lingkungan sosial adalah kebudayaan, pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan pengetahuan. Oleh sebab itu saling terkait di dalam lingkungan.


4. Faktor Kejiwaan

Faktor kejiwaan tidak bersumber pada faktor biologis tetapi bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat. Sebagai hasil dari proses sosial, faktor kejiwaan yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah terdiri atas motivasi dan kebutuhan untuk berprestasi. Antara lain adalah motivasi dan nach.


Tahap-tahap Pembentukan Kepribadian

Seseorang akan belajar menajdi suatu anggota keluarga dan masyarakat melalui suatu proses sosialisasi. Dalam proses ini, orang akan menerima serta menyesuaikan dengan unsur-unsur yangada di linkungan. Baik itu faktor sosial, maupun fisik. Sosialisasi dimulai dari keluarga hingga akhirnya meluas hingga masyarakat. Sosialisasi ini berlangsung seumur hidup. 


Berikut tahapan-tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dalam proses sosialisasi :


1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini anak / manusia dilahirkan sebagai seorang anak mula-mula. Dirinya mempersiapkan dirinya mengenal dunia sosialnya. Di dalam masa-masa anak-anak melakukan beberapa kegiatan yang tidak sempurna.


2. Tahap Meniru (Play Stage)

Dalam tahap play stage, anak kecil mulai mengambil peran orang yang sedang ia tiru. Ia mulai menirukan peran-peran yang akan dilakukan oleh orang dewasa.


3. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Seseorang pada tahap ini, tidak hanya menirukan apa yang sedang dimiliki, tetapi akhirnya dalam tahap ini ia mengetahui peran yang dirinya dijalankan oleh orang lain dalam interaksi ini. Hal ini, peniruan mulai berkurang dan akhirnya ia mulai mengerti dan mengambil tindakan peran di dalamnya langsung.


4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other).

Dalam tahapan ini, seorang individu mulai dewasa dalam kehidupannya. Dalam hal ini, penempatan diri seseorang di dalam masyarakat yang lebih luas. Interaksi yang ada di dalamnya mulai terasa tegang rasanya. Dalam hal ini, setiap individu sudah memiliki hak dan kewajiban dan dikenakan suatu sanksi hukum jika melanggar suatu nilai dan norma masyarakat.


Kesimpulan

Dalam hal ini, pembentukan kepribadian sangat penting guna membentuk pribadi yang lebih baik. Pembentukan kepribadian juga tidak akan terlepas dari sosialisasi dan lingkungan di mana dirinya dibentuk. Pembentukan kepribadian sangat penting mengingat kepribadian orang itu terpenting di masyarakat. Kepribadian yang baik adalah kepribadian yang terbentuk berdasarkan nilai dan norma masyarakat yang ada.


Sumber :

  • J. Dwi Narwoko(editor) dan Bagong Suyanto(editor), 2019, Sosiologi : Teks pengantar dan Terapan, Jakarta : Prenadamedia Group, Hlm. 72 – 73
  • Kamanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Hlm. 21 - 24
  • Suhardi dan Sri Sunarti, 2005,  Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 112 – 121


Apakah kalian terbentuk dalam kepribadian seperti apa? bagaimana kepribadian kalian sendiri? apakah kalian pribadi yang baik atau buruk?

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon