Thursday, June 22, 2017

3 Fase Inti di Saat Masa Remaja

Dalam perkembangannya manusia dalam hidupnya mengalami beberapa fase kehidupan yaitu :

  1. Fase bayi (0 – 2 tahun),
  2. Fase kanak-kanak (3 – 5 tahun),
  3. Fase Anak (6 – 12 tahun),
  4. Fase Remaja (13 – 16 / 22 tahun),
  5. Fase Dewasa (17 – 40 tahun)
  6. Sampai fase manula (Manusia lanjut usia).


Perkembangan Remaja
Proses Perkembangan Remaja


Perkembangan peserta didik yang duduk di kelas smp sesuai dengan fase-fase perkembangan maka masuk dalam fase / masa remaja. Masa remaja adalah masa yang dinamis, masa penuh gejolak, masa yang tidak labil atau masa panca roba. Fase / masa remaja dapat dibagi menjadi 3 (tiga) fase, yaitu:
  1. Fase Pueral,
  2. Fase Negatif,
  3. Fase Puber.

A. Fase Pueral

Pueral berasal dari kata puer yang artiya laki-laki. Pada fase ini antara anak laki-laki dan perempuan mulai memisahkan diri. Pada fase ini anak laki-laki yang memisahkan diri dari pergaulan dengan anak perempuan karena anak laki-laki memandang anak perempuan sebagai menjijikan dan anak perempuan memisahkan diri dengan anak laki-laki karena memandang anak laki-laki seabgai tukang membual.

Pada fase pueral ini, mereka menunjukkan gejala atau ciri-ciri secara individu maupun dalam pergaulan antara lain :
  1. Pada fase ini mereka tidak mau lagi disebut sebagai anak, karena sebutan tersebut merendahkan mereka. Tetapi mereka juga tidak bersedia disebut dewasa karena sebutan dewasa dirasa terlalu berat, dan mengganggap terlalu tua.
  2. Pada fase ini mereka sudah mulai memisahkan diri dari orang tua atau orang dewasa disekitar mereka. Mereka muali menikmati dunianya sendiri dengan penuh rahasia. Sehingga kadang-kadang menggunakan bahasa rahasia atau kode-kode tertentu dalam berkomunikasi.
  3. Pada fase ini, mereka membentuk kelompok-kelompo untuk bersaing antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, dan juga natar anggota dalam kelompoknya. Yang memiliki keunggulan dalam kelompoknya mereka itulah yang dijadikan pemimpin dalam kelompok.
  4. Pada Fase ini mereka memiliki sifat mendewakan tokoh-tokoh yang dipandang memiliki kelebihan baik tokoh tersebut riil atau hanya dalam cerita atau dongeng.
  5. Pada fase ini mereka memiliki keberanian dan kadang-kadang kurang perhitungan dan agak melupakan tata susila.
 

B. Fase Negatif

Pada fase ini anak lebih banyak bersikap negatif atau sikap menolak. Sikap ini hanya berlaku beberapa bulan saja. Tetapi menurut Karl Buhler bahwa sikap menolak tersebut berlangsung lama, dengan alasan bahwa ciri-ciri fase ini juga masih nampak apda fase berikutnya.
Adapun citi-citi fase ini antara lain :
  1. Pada fase ini mereka terhadap segala sesuatu anak bersikap serba ragu, tidak pasti, tidak senang, tidak setuju, dan sebagainya.
  2. Pada fase ini mereka sering murung, sedih, tetapi mereka sendiri tidak tahu sebabnya.
  3. Sering melamun tidak menentu dan kadang berputus asa.  

Fase Negatif Remaja
Fase Negatif Remaja

C. Fase Puber

Fase puber adalah fase yang paling lama diantara dua fase lainnya, dengan kata lain fase puber adalah fase inti dari seluruh fase / masa remaja. Pada fase ini terjadi perubahan yang cukup drastis pada diri anak baik secara fisik maupun psikis. Puber berasal dari kata pubes yang artinya bulu. Slah satu citi khas fase ini adalah sudah terjadi perubahan atau pertumbuhan alat-alat kelamin.
Adapun ciri-cirit pada fase ini antara lain :
  1. Baik pada anak laki-laki maupun perempuan sudah mulai tumbuh rambut-rambut baru di tempat-tempat tertentu;
  2. Pada alat kelamin anak laki-laki sudah menghasilkan sel sperma, sementara pada anak perempuan sudah menghasilkan sel telur;
  3. Pada anak laki-laki sudah mengalami impi basah, sementara anak perempuan sudah mulai mengalami menstruasi;
  4. Terjadi pertumbuhan otot-otot pada anak laki-laki dadanya bertambah bidang dengan otot-totot yang kuat, sementara anak perempuan pinggulnya mulai melebar;
  5. Suara anak laki-laki menjadi berat (parau) sementara anak perempuan menjadi merdu;
  6. Wajah anak laki-laki berubah memnjadi lebih nampak persegi sementara anak perempuan menjadi membulat;
  7. Gerakan (motorik) anak laki-laki menjadi lebih kaku dan kasar sementara perempuan menjadi lebih canggung;
  8. Pada fase ini mereka, baik pada anak laki-laki maupun perempuan mulai saling tertarik pada lawan jenis teman sebaya;
  9. Pada fase ini mereka, baik laki-laki maupun perempuan sudah mulai tahu cara menghias diri;
  10. Pada fase ini perkembangan tubuhnya menjacapi kesempurnaan dan mulai harmonis, kesehatan pada fase ini sangatlah kuat sehingga jarang terjadi kematian pada fase ini.

Berdasarkan uraian di atas diharapkan seorang anak (peserta didik), haruslah memahami tentang fase-fase yang sedang dialaminya sehingga para perserta didik dapat mengambil ilai manfaatnya antara lain dapat menyesuaian diri dengan baik, baik penyesuaian pada dirinya sendiri secara internal maupun penyesuaian diri pada lingkungan sekitarnya.

Mulai dari fase awal manusia sudah memiliki kebutuhan-kebutuha yang mana semakin lama menjadi semakin kompleks. Kebutuhan-kebutuhan yang dialami oleh manusia yang semakin kompleks tersebut akan diiring dengan timbulya permasalahan-permasalahan semakin rumit.

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, suatu masalah yang tidak dapat dihindari oleh naak-anak yang duduk di bangku SMP pada umumnya dan khususnya anak yang sedang duduk di bangku kelas 9 adalah amsalah tentang masa depan. Masalah tetnang masa depan yang paling banyak dirasakan pada anak tersebut biasanya selalu berkisar pada 2 (dua) permasalahan, yaitu permasalahan tentang pendidikan lanjutan yang sesuai dan juga tentang jenis pekerjaan atau karir di masa depan yang cocok untuk dirinya.

Pada anak yang duduk dibangku SMP pada umumnya dan anak yang duduk di bangku 9 khususnya sudah mulai tumbuh dan berkembang kesadaran tentang pentingnya pendidikan sehubungan dengan masa depannya. Dengan kata lain mereka mulai menyadari bertapa erat hubungan antara masa depan (pekerjaan) dengan tingkat keberhasilan mereka saat di bangku sekolah.
  
Sehubungan dengan hal tersebut di ada beberapa langkah cerdas dalam menghadapi hal tersebut antara lain sebagai berikut :
  1. Persiapan diri semaksimal mungkin untuk berhasil dalam belajar sat ini, karena tingkat keberhasilan meraih nilai sangatlah memberi kan banyak peluang untuk meraih harapan-harapan (cita-cita) lebih lanjut.
  2. Dalam meraih cita-cita haruslah memiliki semangat pantang menyerah, selalu berfikir yang positif tentang masa depan.
  3. Arif dan bijaksana dalam menerima kondisi dirinya apa adanya tanpa menyalahkan fihak lain (misalnya kondisi orang tua, fasilitas yang kurang mendukung dll) yang pada gilirannya justru akan menjadi faktor penghambat dalam meraih masa depan dan cita-cita. Kondisi tersebut justru seharusnya sebagai peletup motivasi yang kuat dalam meraih cita-cita.
  4. Berfikirlah secara logis dalam meraih cita-cita , yang mana kita harus menyadari tentang bakat, minat, dan kemampuan yang kita miliki. Minat yang kuat tanpa diertai kemampuan untuk meraih suatu cita-cita adlaah hal yang sangat sulit. Kemampuan internal (intelektual / Kecerdasan) yan tinggi tanpa didukung kemampuan eksternal (finansial dari orang tua) tidak menutup kemungkinan juga banyak kendala dalam meraih cita-cita
  5. Dengan landasan berfikir yang logis, akan membuka cakrawala atau wawasan tentang pendidikan lanjutan yagn sesuai dengan cita-citanya.

Sumber Gambar :

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon