Setelah mengerti suatu sosialisasi yang kita pelajari dalam sosiologi di dalamnya. Kita pasti paham mengenai hal-hal yang berkenaan dengan sosiologi terutama sosialisasi, nilai, norma, maupun hal-hal berkenaan di dalamnya. Namun akankah kita mempelajari mengenai keterkaitan antara sosialisasi mengenai kepribadian? Apakah kalian memahami apakah itu sosialisasi dan keterkaitan dengan pembentukan kepribadian?
Keluarga dan peran Sosialisasi Keluarga / freestocks.org / Pexels |
Disini akan membahas mengenai mengenai sosialisasi dan hubungannya mengenai Pembentukan Kepribadian. Mengapa Sosialisasi akan dapat berhasil membentuk suatu pembentukan kepribadian
Sosialisasi
Untuk mengerti sosialisasi, alangkah baiknya kita mendapatkan definisi dari salah satu sosiolog. Yaitu Peter Berger (1978). Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” dalam hal ini proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Definisi ini disajikan dalam judul Society in Man, yang tergambarkan melalui sosialisasi masyarakat, manusia masuk ke dalam manusia.
Setidaknya dalam hal ini, kita harus melihat fungsi dan tujuan sosialisasi dari dua sudut pandang : Yaitu :
Bagi Individu, yaitu saranan untuk pengenalan, pengakuan, dan penyesuaian diri terhadap nilai-nilai dan norma-norma dan struktur sosial yang ada di dalamnya.
Bagi Masyarakat, yaitu sosialisasi bertujuan sebagai sarana pelestarian, penyebarluasan, maupun pewarisan nilai-nilai maupun norma-norma sosial yang ada di masyarakat.
Kepribadian
Dalam studi sosiologi, kepribadian adalah kecenderungan psikologik seseorang untuk melakukan tingkah seperti sosial tertentu, baik tingkah pekerti yang bersifat tertutup (seperti berperasaan, berkehendak, berpikir, dan bersikap), maupun tingkah pekerti yang terbuka (dalam kehidupan sehari-hari yang kita namakan perbuatan). Dalam hal ini, kepribadian adalah integrasi dari keseluruhan kecenderungan seseorang untuk berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat menurut pola tingkah laku.
Kepribadian ini sendiri akan terbentuk dari suatu suatu interaksi sosial maupun terbentuk melalui masyarakat yang ada. Wujud dari proses sosial akan membentuk suatu kepribadian seseorang. Entah seorang tersebut melalui proses sosial maupun dari kepribadian yang ada di dalam keluarga maupun pembawaan diri dia sendiri.
Keterkaitan antara Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sebenarnya perbincangan masalah-masalah yang terkait dengan soal-soal sosialisasi tidak akan terlepas dari masalah-masalah kepribadian (personality). Mengapa? Karena kepribadian pada manusia dan pada masyarakat manusia itu tidak terbawa dari kelahiran sebagai bakat-bakat kodratit yang telah purna, melainkan terbentuk dan dijadikan melalui proses-proses sosialisasi.
Dalam masyarakat lebih majemuk mungkin akan memiliki sejumlah kebudayaan khusus dalam pengembangan kepribadian serta dan mengurangi suatu keseragaman dalam kepribadian di dalam kebudayaan itu. Namun di dalam masyarakat sederhana, maka tidak ada keseragaman kepribadian. Karena itu hanya suatu minoritas anggota saja.
Timbulnya kepribadian dikarenakan semua individu dalam masyarakat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan mereka selama mereka berproses di dalam sosialisasi dan enkulturasi. Kepribadian dibentuk dari hasil sosialisasi yang ada di dalam setiap individu.
Kepribadian tidak akan tumbuh jika seorang individu tidak memiliki pengalaman-pengalaman sosial. Pengalaman sosial di dalam kelompok sosial dapat berupa nilai, norma, dan sikap. Dengan mengetahui lingkung dia belajar, maka kepribadian akan terbentuk disitu. Jika kebudayaan dan sosialisasi dalam suatu manusia berjalan baik, maka kepribadian manusia itu akan baik dan sesuai dengan pola masyarakat yang ada disekitar.
Erikson memandang perkembangan dan pembentukan kepribadian sebagai suatu proses sepanjang hidup. Orang akan mengalami delapan kritis identitas yang berturut-turut dan dalam setiap kritis seperangkat pembelajaran yang konstruktif atau yang tidak efektif berperan. Piaget mengetengahkan suatu model perkembangan tentang bagaimana anak menggantikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan otoriter dengan suatu moralitas dewasa yang didasarkan pada pertimbangan timbal balik.
Kesimpulan
Pembentukan kepribadian tidak akan lepas dari sosialisasi maupun kebudayaan yang membentuk suatu masyarakat. Kepribadian akan terbentuk dari hasil sosialisasi dan pengalaman yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu tidak heran pembentukan kepribadian akan dipengaruhi hidup di sosial dimana mereka tinggal. Pembentukan kepribadian yang baik berasal dari sosialisasi yang baik pula.
Sumber
- Elisanti dan Titin Rostini, 2009, Sosiologi 1 : untuk SMA / MA Kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 84
- J. Dwi Narwoko(editor) dan Bagong Suyanto(editor), 2019, Sosiologi : Teks pengantar dan Terapan, Jakarta : Prenadamedia Group, Hlm. 72 - 73
- Kamanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Hlm. 21
- Suhardi dan Sri Sunarti, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 103 - 104
- Vina Dwi Laning, 2009, Sosiologi: untuk SMA/MA kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 89
Apakah kalian memiliki gambaran mengenai sosiologi dalam sosialisasi dan pembentuka kepribadian sekarang?
Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon