Tuesday, February 1, 2022

Lembaga / Pranata Sosial dalam Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial hanya akan bersifat teori jika hanya pengendalian sosial ini tidak bergerak dengan baik. Meskipun pengendalian sosial sendiri adalah sesuatu yang penting karena pengendalian sosial sendiri ada di dalam masyarakat. Pengendalian sosial sosial  sangat penting adalah demi terpeliharanya ketertiban sosial yang disebut lembaga pengendalian sosial atau sering disebut sebagai pranata sosial.

Pengendalian Sosial oleh Petugas
Salah Satu bentuk Pengendalian Sosial
© Foto oleh Kindel Media dari Pexels / Petugas
 

Berikut ini, kita akan bahas mengenai lembaga / pranata dalam pengendalian sosial yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana lembaga / pranata sosial ini? bagaimana bentuk-bentuknya yang ada dalam kehidupan sosial? Berikut kita akan bahas hal ini.


Lembaga / Pranata Sosial

Pengertian pranata sosial sendiri secara prinsip tidak jauh berbeda dengan apa yang dikenal dengan lembaga sosial, organisasi sosial sendiri ataupun lembaga kemasyarakatan, karena di dalam masing-masing istilah ini sendiri memiliki unsur-unsur yang mengatur setia perilaku warga masyarakat.


Menurut Horton and Hunt (1987) yang dimaksudkan dengan pranata sosial dalam istilah mereka lembaga sosial adalah suatu sistem norma  untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang sangat penting. Dengan kata lain, adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga negara. Sehingga dalam pranata sosial ini sendiri / lembaga sosial adalah : (1) Nilai dan norma; (2) pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut sebagai prosedur umum; (3) Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.[1]


Dalam keterkaitan dengan pengendalian sosial. Bisa kita sebut sebagai Agen atau lembaga. Kadang kita bisa sebut sebagai pranata sosial di dalam pengendalian sosial.


Pengendalian sosial ini sendiri tidak akan dilaksanakan dengan baik jika tidak ada orang atau badan yang mengawasi pergerakan sosial masyarakat. Berikut kita akan membahas lembaga-lembaga apa saja yang penting di dalam pengendalian sosial :


1. Polisi

Polisi sangat penting dalam pengendalian sosial. Sebab polisi berperan sangat penting dalam mencegah, dan menangani kejahatan. Secara preventif, polisi bertugas dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat terhadap pentingnya kesadaran hukum dan sosialisasi berbagai peraturan dan perundang-undangan. Tanggung jawab utama polisi justru pada penanganan tindak kejahatan yang ada di masyarakat, seperti pencurian, penganiayaan, penghinaan, bahkan tindakan hal-hal yang bermasalah dalam kejahatan. Sehingga pengendalian sosial yang polisi lakukan berupa preventif di dalam kehidupan sosial.[2]


2. Pengendalian

Pengendalian sendiri berfungsi sebagai menentukan kepastian hukum bagi para pelanggar norma Hukum. Selain itu, pengadilan sendiri berfungsi sebagai mendamaikan berbagai pihak-pihak yang saat ini bersengketa dalam urusan perdata. Keputusan yang  mengacu kepada ketentuan hukum positif. Namun sebelum mengambil sikap / keputusan, maka harus ada pengadilan yang menggelar sidang terlebih dahulu. [3]


DI dalam suatu pengadilan, perkara akan diperiksa kembali dengan menghadirkan saksi-saksi. Setidaknya ada tiga pihak yang berperan penting dalam persidangan, yaitu hakim sebagai pemutus perkara, jaksa sebagai mengajukan tuntutan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis dan disertai bukti-bukti, sedangkan pembela (pengacara) berusaha membantah semua tuntutan dengan bukti-bukti yang meringankan.[4]


Berdasarkan perkara, hakim memutuskan jenis dan kadar hukuman yang dijatuhkan. Apabila putusan hakim sudah dikeluarkan, berarti secara hukum pihak-pihak yang berperkara telah mendapatkan kepastian hukum. Kepastian hukum itu bersifat tetap dan mengikat. Dengan begitu, orang yang diajukan ke pengadilan sudah resmi mendapat hukuman yang setimpal dan seadil-adilnya berdasarkan keyakinan hakim yang memutus perkaranya.[5]


3. Lembaga Adat

Lembaga adat yang terdiri dari nilai-nilai serta budaya hukum adat yang ada saling berkaitan dan lengkap dan utuh. Sistem ini sendiri terbentuk yang bersifat secara tradisional. Sistem yang dibentuk bersifat tradisional, baik itu magis dan religius. Ketradisionalannya terletak pada struktur organisasi dan jalinan kerjanya yang tidak berdasarkan prinsip-prinsip modern. Sanksi pelanggaran didasarkan pada kepercayaan keagamaan maupun kepercayaan kepada hal-hal yang bersifat magis. [6]


Lembaga adat mengatur pergaulan, perkawinan, mata pencaharian, cara berpakaian, bangunan rumah, upacara keagamaan, dan semua perilaku sosial. Jika seseorang melakukan penyimpangan perilaku, lembaga adat telah siap dengan segala perangkat penanganannya. Keputusan yang diambilnya sendiri berdasarkan forum musyawarah dan para tokoh adat. Sanksi adat dapat berupa pengucilan, teguran, denda, dan lain-lain. Demikianlah cara kerja lembaga adat dalam pengendalian sosial.[7]


4. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang yang oleh warga masyarakat dianggap memiliki kelebihan tertentu. Dimana kemampuan, pengetahuan, perilaku, usia, dan status sosial tertentu. Dengan kelebihan itu, seorang tokoh dianggap sebagai pemimpin dan memiliki legitimasi kuat di mata warga masyarakat. Selanjutnya keteladanan yang mempengaruhi orang lain sehingga berfungsi sangat efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial. [8]


Tokoh-Tokoh masyarakat sendiri dapat berupa ketua RT, Kepala Desa, pemuka agama, datut, tetua adat. Bahkan tokoh-tokoh di dalam pemerintahan, seperti MPR, DPR, DPD, dan orang-orang politik.[9]


5. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, Guru sendiri memiliki kewajiban mendidik dan mengajar para siswa. Mendidik lebih intensif daripada mengajar. Ketika mendidik para siswa, guru akan menanamkan nilai dan norma sosial yang membangun kepribadian para siswa. Hal ini ini mesti dilakukan agar para siswa bisa menjadi individu agar menjadi lebih beradab. Upaya yang kena ditempuh oleh sekolah dan guru-guru sebagai berikut : Memberikan nasehat, memberi teguran, menghukum para siswa yang melanggar norma.[10]


6. Keluarga

Keluarga dapat berperan sebagai pranata pengendalian sosial bagi anak-anak. Peranan keluarga sendiri dapat pengendalian sosial sangat besar, sebab lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam belajar kehidupan. Termasuk kehidupan sosial, termasuk bagaimana nilai dan norma masyarakat yang berlaku di lingkungan. Keluarga adalah tempat pengendalian dan agen pengendalian utama serta lembaga utama dalam kehidupan.[11]

Ayah dan Anak
Ayah dan Anak
© Ayah dan Anak August de Richelieu / Pexels
 

7. Media Massa

Media Massa adalah efektif juga untuk mengendalikan kehidupan sosial masyarakat. Apabila media massa memiliki cakupan luas, sehingga dapat mengontrol para pemimpin serta warga masyarakat. Sebab dengan media massa dapat mengendalikan masyarakat dengan membentuk opini publik sehingga dapat mempengaruhi sikap serta pendapat masyarakat tentang sesuatu hal. Sehingga dari suatu media massa bisa mengendalikan sosial masyarakat.[12]


8. Mahasiswa

Mahasiswa sering disebut sebagai pelaku pengendalian sosial. Demonstrasi mahasiswa sendiri menuntut kepada para pemimpin dan pejabat di dalam pemerintah yang melanggar norma-norma hukum sehingga dapat merugikan karya dan negara.  Ini adalah contoh dalam pengendalian sosial di dalam tingkat mahasiswa. Sehingga pengendalian sosial penting meskipun kita berada di dalam kasta terbawah dan kasta mahasiswa.[13]


9. Lembaga Keagamaan

Lembaga agama / keagamaan sangat penting untuk memberikan peranan yang efektif di dalam pengendalian sosial, karena lembaga ini sendiri menerapkan berbagai aturan-aturan keagamaan. Dalam hal ini, apa yang dilarang di dalam keagamaan harus dihindari oleh umatnya. Sekaligus apa yang disarankan dan harus dilakukan harus dijalankan oleh umat yang beragama juga. Sehingga lembaga keagamaan dapat mengendalikan secara sosial perilaku-perilaku umat beragama di dalam keagamaan mereka.[14]


Kesimpulan

Lembaga-lembaga atau pranata-pranata sosial ataupun agen-agen diatas adalah sangat penting di dalam pengendalian sosial. Karena melalui mereka, kehidupan sosial akhirnya terkendali dengan baik. Kehidupan sosial bisa berjalan dengan baik sekaligus membawa orang-orang untuk hidup dengan tertib dan taat. Agen-agen tersebut antara lain : 1. Polisi 2. Pengendalian 3. Lembaga Adat. 4. Tokoh Masyarakat 5. Sekolah 6. Keluarga 7. Media Massa 8. Mahasiswa 9. Lembaga Keagamaan.


Daftar Pustaka : 

Elisanti dan Titin Rostini, Sosiologi 1 : untuk SMA / MA Kelas X, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 133

Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, Sosiologi untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 151 - 152

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto(Editor), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2019), 191 - 192

Suhardi dan Sri Sunarti, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 148 - 150



------

[1] J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto(Editor), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2019), 191 - 192

[2] Suhardi dan Sri Sunarti, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 148

[3] Ibid, 148 - 149

[4] Ibid, 148

[5] Ibid, 149

[6] Ibid, 149

[7] Ibid, 149

[8] Ibid, 149

[9] Ibid, 150

[10] Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman,Sosiologi untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 151 - 152

[11] Ibid, 152

[12] Ibid, 152

[13] Ibid, 152

[14] Elisanti dan Titin Rostini, Sosiologi 1 : untuk SMA / MA Kelas X, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, 2009), 133

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon