Saturday, July 11, 2020

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial di dalam Proses Disosiatif

Sebagia salah satu bagian penting di dalam suatu interkasi sosial, maka kita perlu berinteraksi kepada sesama manusia yang sedang hidup dan ada saat ini. Namun apa jadinya jika suatu interkasi sosial berlangsung yang dinamis ini yang mestinya memiliki dampak positif kini berubah menjadi dampak negatif bahkan perpecahan dalam kehidupan. Mungkin akan jadi kacau namun beberapa sosiolog mengkaji ini sebagai salah satu interaksi yang terjadi. 

Proses disosiatif
Proses Disosiatif
© 
Jose R. Cabello / Pixabay / Silhouette 
Setelah kita membahas beberapa bentuk-bentuk Interaksi sosial beserta pengertiannya. Maka lebih fokus lagi sedikit akan membahas mengenai ini. Maka kita lebih fokus lagi kepada Interaksi Sosial di dalam Proses Disosiatif.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang terjadi scara dinamis yang menyangkut hubungan dari antara orang perseorangan, ataupun perorangan dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok yang menengahi hubungan ini. Sehingga dalam hal ini terjadinya hubungan dan interaksi antar manusia. Sehingga interaksi sosial dan aktivitas sosial. 


Proses Disosiatif dan Konflik Sosial

Dalam proses disosiatif sendiri lebih mengarah pada perpecahan dan konflik yang sosial terjadi dalam suatu interaksi sosial. Terjadi baik secara individu maupun kelompok-kelompoknya. Proses-proses Disosiatif sendiri sering disebut sebagai proses oposisi sendiri dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga Oposisi sendiri sering terjadi saat kekuasaan dan mendominan saat dikuasai oleh kelompok / individu tertentu.
Interaksi Sosial Proses Disosiatif
© duniapendidikan.co.id
Keinginan dan kehendak yang kuat dari suatu individu maupun kelompok seringkali ditandai dengan gesekan antar kelompok itu sendiri. Sehingga menimbulkan hal-hal yang negatif di dalamnya. Beberapa proses disosiatif antara lain adalah kompetisi, kontravensi, dan konflik sosial.

Berikut beberapa bentuk-bentuk interaksi sosial dalam proses disosiatif:

1. Persaingan / Kompetensi (Competition)

Persaingan merupakan proses yang ditandai adalam adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar-kelompok, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan di dalamnya. Tujuan dari persaingan / kompetensi ini sendiri agar kedua belah pihak bisa lebih maju, lebih baik, lebih kuat atau lebih untung. Sehingga usaha ini dari kelompok / individu jauh lebih besar dan memperoleh keuntungan yang besar pula. Cara yang dipakai oleh kelompok-kelompok ini adalah untuk menarik perhatian publiik atau dengan mempertajam prasangka yang ada.

Bidang-bidang yang sering terjadi persaingan antara lain :
  • Persaingan ekonomi
  • Persaingan kebudayaan
  • Persaingan kedudukan dan peranan
  • Persaingan ras.

Persaingan dalam batasan tertentu mempunya beberapa fungsi, yaitu :
  • Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
  • Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
  • Sebagai alat untuk mengadakan selekstif atas dasar seks atau sosial.
  • Sebagai alat menyaring para warga golongan karya ("fungsional")

2. Kontravensi (Contravention)

Salah satu bagian dari proses disosiatif dalam bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan / pertikaian. Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang maupun sautu rencana yang ada. Sehingga menimpulkan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap pribadi seseorang. Wujud dari kontravensi sendiri adalah sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan.

Dalam bentuknya yang murni, kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan atau suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

3. Pertikaian

Dapat dibilang sebagai lanjutan dari kontravensi. Tetapi lebih bersifat terbuka, bahkan jikalau terjadi banyak sekali perbedaan-perbedaan tajam. Di dalam pertikaian sendiri, baik individu maupun kelompok menentang pihak lain dengan cara ancaman maupun kekerasan. Sehingga timbullah suatu pertikaian.

4. Permusuhan atau konflik (Conflict)

Saat ketika Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, Misalnya ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, maupun pola perilaku dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan hingga menimbulkan suatu pertentanan maupun pertikaian. Perbedaan ini sendiri akan terus menjadi peranan penting dan meningkat hingga menjadi suatu konflik. Perbedaan-perbedaan sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan.

Pertentangan / Permusuhan adalah suatu proses sosial dalam rangka memenuhi tujuan individu atau kelompok dengan cara menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan. Konflik adalah proses sosial perorangan atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik atau permusuhan adalah keadaan saling mengancam, menghancurkan, menetralisir, melukai, dan bahkan saling melenyapkan di antara pihak-pihak yang terlibat.

Kesimpulan

Proses disosiatif adalah proses yang mengarah kepada perpecahan maupun konflik yang terjadi dalam sautu interaksi sosial. Tujuannya untuk melawan sebagian orang dengan tujuan tertentu di dalamnya. Beberapa contoh bentuk-bentuk interaksi sosial dalam proses disosiatif adalah persaingan, kontravensi, pertikaian, permusuhan atau konflik / permusuhan. Salah satu disosiatif yang paling parah dan tingkatan akhir adalah konflik.

Sumber :
  • Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, 2009, Sosiologi untuk SMA Kelas x, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, Hlm. 60 - 65
  • Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2017, Sosiologi suatu Pengantar edisi Revisi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hlm. Hlm.65 - 96
  • Suhardi dan Sri Sunarti, 2009, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 76 - 88
  • https://www.zonareferensi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/ Diakses pada 11 Juli 2020 pukul 14:00.

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon