Saturday, July 11, 2020

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial di dalam Proses Asosiatif

Pernahkah kita bersosialisasi dan berinteraksi terhadap sesama kita? Mungkin kita sangat sering melakukan interaksi ini terhadap kepada sesama kita. Baik itu dalam Interaksi sosial yang terjadi terhadap sesama kita. Termasuk hubungan kita terhadap sesama kita yang ada. Namun terlebih daripada itu. kita disini akan lebih menfokuskan diri terhadap suatu bentuk-bentuk interaksi sosial di dalam Proses Asosiatif. Setelah kita membahas beberapa bentuk-bentuk Interaksi sosial beserta pengertiannya. Maka lebih fokus lagi sedikit akan membahas mengenai ini.

Interaksi Sosial
Bentuk dari Interaksi Sosial Positif
© nesabamedia.com
Berikut sebuah artikel sederhana membahas sedikit poin khusus mengenai interaksi sosial dalam proses asosiatif :

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang terjadi scara dinamis yang menyangkut hubungan dari antara orang perseorangan, ataupun perorangan dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok yang menengahi hubungan ini. Sehingga dalam hal ini terjadinya hubungan dan interaksi antar manusia. Sehingga interaksi sosial dan aktivitas sosial.

Proses Asosiatif dan Keteraturan Sosial

Interaksi sosial dalam proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan, kerja sama, dan juga keteraturan sosial. Oleh sebab itu kadang dalam proses asosiatif sendiri dapat dikaitkan dengan keteraturan sosial. Keteraturan sosial dapat terwujud jika setiap anggota masyarakat bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam Interaksi sosial proses Asositif terdapat beberapa tertib sosial yang cukup patut didasari agar interaksi dapat berjalan positif. Antara lain :
  • Terdapat suatu sistem nilai dan norma jelas dan dapat dipahami semua orang.
  • Individu atau kelompok memahami dan mengetahui norma-norma sosial serta nilai-nilai yang berlaku.
  • Individu atau kelompok dapat menyesuaikan tindakannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dalam Proses Asosiatif

Berikut bentuk-bentuk interaksi sosial dalam proses Asosiatif antara lain :

1. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah bentuk dasar dari suatu pokok dalam asosiatif. Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerjasama adalah bentuk interaksi sosial yang pokok. Di saat yang lain sosiolog menganggap merupakan proses utama. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia yang mencapai satu atau beberapa tujuan secara bersama.

Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dengan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindana luar yang menyinggung kesetiaan.

2. Akomodasi (Accomodation)

Dalam Akomodasi, istilah "akomodasi" dapat dipergunakan dalam dua arti, yang pertama menunjuk kepada proses suatu keadaan atau proses pada usaha-usaha manusia agar meredakan suatu pertentangan. Di dalam proses keadaan, maka akomodasi adalah penyesuaian keseimbangan dalam interaksi sosial antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Sedangkan sebagai suatu proses menunjuk suatu proses akomodasi pada usaha-usaha manusia agar meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Para sosiolog telah merumuskan sembilan bentuk akomodasi, yaitu coercion, arbitrage, compromise, mediation, conciliation, tolerance, stalemate, dan adjudication

3. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi adalah proses sosial yang merupakan taraf lanjutan dengan waktu yang cukup lama dan ditandai dengan perbedaan kebudayaaan. Asimilasi sendiri dapat terjadi dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu interaksi sosial, dan disaat bersamaan untuk mempertinggi kesatuan. Jangka waktu yang dipakai untuk menyesuaikan diri sendiri adalah sangat lama dengan jangka waktu yang panjang. Dalam asimilasi sendiri membentuk kebudayaan yang baru saling membaur hingga terbentuknya kebudayaan baru.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya proses asimilasi, yaitu:
  1. toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan saling menerima unsur- unsur kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri;
  2. kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sehingga dapat mengurangi kecemburuan sosial;
  3. sikap menghargai orang asing dengan segala kebudayaan yang dimilikinya;

Adapun faktor-faktor yang menghambat terjadinya proses asimilasi adalah:
  1. kehidupan masyarakat yang terisolir dari masyarakat umum,
  2. kurangnya pengetahuan terhadap kebudayaan lain,
  3. kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain,

4. Akulturasi

Akulturasi hampir sama dengan asimilasi. Perbedaannya, peleburan kebudayaan dua masyarakat di dalam akulturasi tidak menimbulkan hilangnya kepribadian asli kedua masyarakat itu. Unsur-unsur tertentu saja yang melebur. Unsur itu menjadi bagian kebudayaan yang menyerapnya, tanpa mengubah ciri-ciri masyarakat yang bersangkutan.

Interaksi Sosial
Bagian dari Interaksi Sosial

Selain adanya 4 contoh-contoh diatas, ada beberapa dibawah ini adalah

5. Dekulturasi

Dekulturasi adalah hilangnya kebudayaan suatu kelompok akibat interaksi antar kelompok sosial.

6. Dominasi

Dominasi adalah interaksi sosial dalam bentuk suatu kelompok menguasai kelompok lain.

7. Paternalisme

Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendatang terhadap kelompok pribumi. Adanya sisi positif jika yang dikuasai adalah sisi positif.

8. Diskriminasi

Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan di dalam interaksi sosial yang terjadi di dalam orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Berbagai usaha untuk meminimalisasi perlakuan diskriminasi telah ditempuh. Namun, kenyataannya diskriminasi masih selalu ada. Secara sengaja atau tidak,

9. Integrasi dan Pluralisme

Integrasi dan pluralisme adalah dua pola interaksi sosial yang memiliki banyak persamaan. Integrasi sosial mengakui perbedaan ras di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berasal dari ras (suku bangsa) berbeda dengan tujuannya untuk dapat hidup bersama secara rukun dan damai. Sedangkan dalam pluralisme adalah hubungan antarkelompok sosial yang mengakui persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat.

Kesimpulan

Proses Asosiasif dalam merupakan bagian dari interaksi sosial yang bersifat positif. Bentuk-bentuk dari interaksi sosial secara dasar sendiri terdapat 9 bentuk. Antara lain kerja sama, akomodasi, asimiliasi, akulturasi, dekulturasi, dominasi, paternalisasi, dikriminasi (dalam kondisi positif), integrasi dan pruralisme.

Sumber :
  • Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman, 2009, Sosiologi untuk SMA Kelas x, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan, Hlm. 60 - 65
  • Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2017, Sosiologi suatu Pengantar edisi Revisi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hlm. Hlm.65 - 96
  • Suhardi dan Sri Sunarti, 2009, Sosiologi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 76 - 88
  • https://www.zonareferensi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/ Diakses pada 11 Juli 2020  pukul 01.00.

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon