Thursday, June 22, 2017

Pengertian dan Dasar-Dasar Pemisahan Campuran

Masih paham yang namanya campuran? Mungkin kita tidak akan lupa jika campuran merupakan kombinasi dari dua zat lebih yang digabung untuk membentuk larutan maupun partikel baru. Namun apakah kalian mengerti akan pemisahan campuran?
 
Sebuah campuran sendiri dapat dipisahkan maupun disatukan kembali oleh beberap proses kimia mqupun fisika secara sederhana. Untuk memahami itu semua mari simak artikel pertama kali, yakni pengertian dan dasar-dasar pemisahan campuran sebelum menginjak pada macam-macam pemisahan capuran.

Pengertian Pemisahan Campuran 

Sebelum mengenal lebih dalam pemisahan campuran, sebaiknya kalian lebih mengenal dahulu jenis-jenis campuran dan pengrtiannya. Campuran adalah gabungan dari dua zat lebih yang dijadikan satu. Sedangkan rata-rata campuran yang dapat dipisahkan adalah campuran heterogen.
Destilasi Dikarekan perbedaan titik didih
Sehingga Pemisahan Campuran adalah proses dalam memiahkan campuran dari dua atau lebih zat menjadi zat tunggal ke arah semula. Tindakan ini sendiri dapat dilakukan dengan cara kimia maupun fisik di dalamnya.
 

Dasar-Dasar Pemisahan Campuran

Suatu Campuran sendiri terdiri dari sifat-sifat tertentu di dalamnya yang dapat dipisahkan oleh pemisahan capuran. Sehingga sifat-sifat inilah yang menjadi landasan untuk memisahkan suatu campuran tertentu dengan teknik-teknik tertentu pula. Karena sifat-sifat inilah yang perlu dipisahkan dari campuran tersebut, misalnya contoh dalam sehari-hari ialah kopi, jika kita ingin memisahkan ampas kopi dengan minuman kopi, maka kita dapat menyaringnya dengan mudh. Beberapa hal yang menjadi landasan metode-metode pemisahan campuran ada ialah ukuran partikel, titik didih, kelarutan, pengendapan, difusi, maupun absorbsi. Berikut Dasar-dasarnya.

1. Ukuran Partikel

Setiap zat memiliki ukuran partikel yang berbeda, ada yang sangat kecil, kecil, maupun cukup kecil. Setiap partikel ini dapat dipisahkan dengan cara filtrasi. Zat pencampur sendiri dapat dipisahkan dengan muda. Misalnya jika kita ingin memisahkan teh dengan air teh, kebanyakan teh saat ini telah dipisahkan melalui media perpori maupun penyaring yang sesuai dengan ukurannya. Sehingga partikel zat hasil (air teh) dapat melewati penyaring sedangkan zat pencampur (batang teh / teh) tidak akan melewatinya alias terhalang.
  

2. Titik Didih

Setiap zat, khususnya zat pencampur selalu memiliki titik didih yang berbeda, sehingga titik didih ini akan menghasilkan zat yang berbeda pula. Dengan dasar inilah menghasilkan suatu metode pemisahan campuran yang disebut dengan destilasi / distilasi. Dalam proses ini, zat hasil akan lebih cepat menguap sehingga memerlukan pengawasan ketak dan kontrol suhu yang tepat agar tidak melewati titik didih zat yang akan dipisahkan. Contohnya adalah pemisahan minyak bumi untuk menghasilkan berbagai zat hasil guna keperluan manusia, proses pemisahan minyak bumi disebut destilasi minyak bumi.
  

3. Kelarutan

Setiap zat selalu memiliki spesifikasi atau kelarutan yang berbeda-beda, ada zat yang bisa terlarut di pelarut A, namun tidak bisa di pelarut B, namun ada yang berbeda pula ada yang bisa di pelarut B, namun tidak bisa di pelarut A dan C.  Sehingga umumnya sebuah pelarut memiliki kepolaran tertentu. Polar sendiri memilki makna  senyawa terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Sehingga pelarut dibagi menjadi dua, yakni polar dan non polar. Contoh yang polar ialah air, sedangkan non polar ialah alkohol, aseton, kloroform, eter. Seingga oleh karena pelarut demikian, bisa dipisahkan dengan cara ekstraksi.
  

4. Pengendapan

Sutau zat sendiri mengendap dengan kecepatan yang berbeda dalam campuran. Sehingga zat-zat yang lebih besar dari pelarut sendiri lebih cepat mengendap. Jika dalam campuran sendiri memiliki satu atau beberapa zat yang mengendap di dalamnya, dan keinginan kita untuk memilih salah satu dari zat tersebut. Maka metode yang tepat jika memisahkan zat-zat tersebut namun kecepatan pengendapan berbeda ialah sedimentasi dan sentrifugasi. Namun dalam campuran tersebut lebih dari satu zat, maka metodenya ialah presipitasi dikombinasi filtrasi. Jadi dua metode pemisahan campuran ini tergantung pada pengendapan zat di dalam campuran itu.
 

5. Difusi

Zat cair atau gas jika dikombinasi akan berdifusi. Difusi ialah gerakan mengalirnya atau berpindahnya zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah di dalam pelarut. Sehingga adanya arus demikian, maka cara yang tepat buat menarik zat murni maupun memisahkan partikel zat hasil jika terdapat muatan listrik ini menggunakan metode yang dibantu oleh arus listrik disebut elektrodialisis. Sehingga selain itu, oleh karena difusi juga terjadi dalam DNA, maka metode lainnya ialah elektroforesis, yaitu pemindahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida, medianya ialah gel agarosa.
 

6. Adsorbsi

Absorbsi atau penjerapan adalah proses dimana suatu molekul atau zat yang terlalu menempel di dalam permukaan. Sehingga prosesnya sendiri juga dinamai adsorbsi. Proses ini menghasilkan lapisan tipis adsorbat (zat yang dijerap) pada permukaan adsorben (zat yang menjerap) serta diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik / organisme. 

Kesimpulan

Dari dasar-dasar pemisahan campuran sendiri, ternyata juga memerlukan metode-metode tertentu sesuai dasar maupun kondisi larutan dan campuran yang terjadi. Sehingga jika mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka tidak akan mengherankan jika masa depan nanti banyak metode-metode unik lainnya yang akan dilakukan mengingat dasar larutan dan kondisinya. Sehingga oleh karena dasar inilah menghasilkan macam-macam Metode Pemisahan Campuran.

Sumber + Gambar omiimo.wordpress.com
Puspita, Diana dan Iip Rohima. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
amongguru.com

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon