Thursday, June 22, 2017

Organisasi Semi Militer dan Militer Yang Dibentuk Jepang di Indonesia Ketika Masa Penjajahan Jepang

Masih ingat akan namanya organisasi? Mungkin kita tidak akan lupa akan pengertian dari organisasi dan tujuan terbentuknya. Namun tahukah jika saat masa penjajahan terbentuk banyak sekali organisasi di dalamnya, salah satunya adalah organisasi militer dan semi militer buatan Jepang.
 
Saat masa penjajahan di Indonesia, Jepang sedang berperang melawan sekutu AS. Sehingga agar mempertahankan negara hasil jajahannya serta memerlukan bantuan dari negara Indonesia, Jepang akhirnya membentuk berbagai organisasi organisasi semi militer dan militer. Sehingga untuk menjelaskan mengapa Jepang ingin membentuk organisasi ini, berikut artikel akan menjelaskannya.
 

Latar Belakang

Di kala Perang Dunia 2, Jepang sendiri mengawali Perang Asia Pasifik dengan menjatuhkan bom di angkata laut Pearl Harbour milik AS pada 7 Desember 1941. Sehingga dalam waktu singkat Jepang berusaha mengusai asia sebagai negara yang mereka jajah. Mulai dari Filipina, China, Malasia, hingga pada akhirnya ke Indonesia. Jepang berusaha menjadikan negara tersebut sebagai basis militer maupun negara yang dijajahnya.
Organisasi Seinendan Buatan Jepang
Seiringan dengan perkembangan jaman kala itu. Perang yang diawali Jepang sudah meluas di Asia Tenggara dan Asia Timur serta Pasifik. Oleh karena perang yang sudah sangat meluas ini. Jepang pastinya membutuhkan berbagai bantuan dari bangsa-bangsa yang mereka jajah, salah satunya ialah Indonesia. Sebab pada hakekatnya orang indonesia itu kuat-kuat serta mampu untuk berperang. Namun sifat nasionalismenya masih tertanam di dalamnya. Oleh karena itu, supaya mendapatkan simpatisan bangsa Indonesia, Jepang berusaha membentuk berbagai organisasi semi militer dan militer guna melancarkan tujuan utamanya.

Organisasi Semi Militer dan Militer

Karena semakin meluaslah perang yang terjadi, Jepang berusaha untuk menarik simpatisan berbagai bangsa hasil jajahannya, termasuk Indonesia. Agar dapat mempertahankan daerah jajahannya dari serangan sekutu AS. Berikut organisasi-organisasi Semi Militer dan Militer bentukan Negara Jepang saat penjajahan.

1. Seinendan (Barisan Pemuda)

Seinendan adalah sebuah organisasi semi militer dibentuk resmi pada 29 April 1943. Seniden Sendiri beranggotakan pemuda Indonesia berusia 14-22 tahun. Bentuknya seperti pelatihan militer guna mempertahankan diri maupun melakukan penyerang. Pasukan ini pula dipakai Jepang dengan bertujuan untuk mendapatkan tentara cadangan saat terjadi Perang Asia Pasifik.
 

2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)

Keibodan adalah organisasi semi militer juga yang dibentuk bersamaan dengan Seinenden. Dimaan anggotanya terdiri dari pemuda Indonesia 23-25 tahun. Tugas Keibondan sendiri sesuai judulnya ialah pembantu polisi, seperti menjaga lalu lintas, pengamanan desa, mata-mata, dan lain-lain. Tujuannya adalah memperkuat kewaspadaan dan mendisiplin masyarakat. Selain itu sebagai ajang politik pecah belah. Sehingga Keibodan sendiri diawasi ketat oleh Jepang agar tidak tertanam rasa nasionalis di dalam oraganisasi. Setiap pelosok tanah air sendiri memiliki nama yang berbeda, misalnya di Sumatera disebut Bogodan, dan Kalimantan sendiri disebut Borneo Konen Hokukudan.
 

3. Fujinkai (Barisan Wanita)

Setelah itu dibentuk pula barisan yang terdiri dari wanita muda berumur 15 tahun ke atas. Organisasi ini sendiri dibentuk Jepang pada bulan Agustus 1943 untuk memperkuat negara Jepang, khususnya pertahanan dan pengumpulan dana wajib. Dana wajib sendiri berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk perang.
 

4. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)

Salah satu organisasi resmi militer Jepang ialah Heiho. Pembentukannya pun hampir mendekati masa-masa akhir pendudukan Jepang di Indonesia, yakni bulan April 1945. Heiho sendiri beranggotakan remaja berusia 18-25 tahun. Dimana Heiho merupakan barisan pembantu angkatan perang dan masukan setara dengan ketentaraan Jepang. Sehingga para Heiho menjadi tenaga kasar yang dibutuhkan saat perang. Misalnya memindahkan senjata dan peluru, siap berperang, pemeliharaan senjata, dan lain-lain. Hingga masa akhir pendudukan Jepang, anggotanya hanya berjumlah 42.000. Sehingga anggota ini dikirim saat perang menghadapi sekutu ke Malaysia, Myanmar, dan Kepulauan Salomon. Setelah Indonesia merdeka, sisa anggota ini dijadikan BKR (Badan Keamanan Rakyat) oleh Republik Indonesia.
 

5. Syuisyintai (Barisan Pelopor)

Syuisyintai merupakan salah satu organisasi yang dipimpin oleh Ir. Soekarno dibantu oleh Oto Iskandardinata, R.P. Suroso, dan Dr. Buntaran Martoatmojo. Diresmikan tanggal 25 September 1944, barisan pelopor memiliki kekuatan sebatalyon di tiap kota / kabupaten. Barisan dipimpin sang proklamator ini bertugas menyiapkan para pemuda untuk melawan gerakan rakyat menetang pemerintahan Jepang. Sehingga lebih banyak menekankan semangat kemiliteran di dalam batalyon ini.
   

6. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)

Salah satu organisasi resmi dari pemerintahan Jepang serta dibawah pengawasannya, Jawa Hokokai disahkan pada tanggal 1 Maret 1944. Penghimpunan Kebaktian Rakyat Jawa sendiri dipegang oleh Pimpinan Tertinggi Guneseikan (Kepala/ pemerintahan militer yang dijabat kepala staf tentara). Pemuda-Pemuda indonesia berusia minimal 14 dapat bergabung dalam organisasi ini. Tugas utamana adalah pengumpulan pajak, upeti, dan hasil pertanian rakyat Indonesia untuk Jepang.

7. PETA (Pembela Tanah Air)

Merupakan organisasi atas usul Gatot Mangkupraja kepada Letjend. Kumakici Harada(Panglima Tentara ke-16), PETA terbentuk pada 3 Oktober 1944. Organisasi ini sendiri terdiri atas pemuda Indonesia berlatar belakang pendidikan militer maupun mendapat pendidikan militer. Tugas utama yang dianutnya adalah untuk mempertahankan tanah Air Indonesia da tentara garis kedua Jepang.
 
Jabatan Komando sendiri dipegang oleh Orang Indonesia, tapi setiap komandan ada pelatih dan penasihat Jepang guna melatih dan menjaga pergerakan PETA. Namun oleh karena kurangnya pengawasan Jepang, Bangsa Indonesia memanfaatkan momen-momen Ini guna memberontak kepada Jepang. Tokoh yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani./span>
   

Kesimpulan

Walaupun Jepang berusaha memanfaatkan tenaga-tenaga Bangsa Indonesia, Namun sikap dan sifat nasionalis rakyat telah mendorong rakyat guna menentang penjajahan di tanah Air. Keberanian, mental menentang penjajahan, dan pemahaman akan kemerdekaan terlah terbentuk di setiap organisasi bentukan Jepang. Sehingga Jepang sendiri terkena batunya yang semula memanfaatkan, kini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia.
 
Sumber
Sutarto. 2008. IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.
siswamaster.com  
Gambar :
id.m.wikipedia.org/

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon