Remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak dari dunia-dunia luar yang mempengaruhinya dalam kehidupannya. Mulai dari lingkungan, teknologi, hingga pergaulan dan kepercayaan remaja. Remaja zaman sekarang telah mendapatkan banyak pengaruh dari luar dan dalam. Terlebih lagi yang lebih berpengaruh adalah teknologi.
Wanita yang penuh emosi kesedihan © Mandy Fontana / Pixabay / Emosi |
Dalam kutub yang mempengaruhi remaja, dibagi menjadi 3 kutub utama menurut Dadang Hawari, 1996 dengan sedikit pertambahan dan perubahan sedikit oleh penulis blog ini. Yakni Kutub Keluarga(Rumah Tangga), Kutub Sekolah, dan Kutub Kemasyarakatan.
A. Kutub Keluarga (Rumah Tangga)
Kutub keluarga merupakan kutub inti yang terdapat dalam pergaulan remaja serta kebebasan remaja. Keluarga yang sehat dapat memberikan pengaruh positif kepada remaja agar menjadi sehat pula. Pengaruh-pengaruh positif sangatlah penting bagi asupan kepribadian seorang remaja era saat ini.
Namun apakah keluarga sekarang ini dikategorikan keluarga sehat?
Berikut beberapa kriteria keluarga yang sehat dan yang tidak sehat
Kriteria Keluarga yang sehat :
- Keluarga utuh
- Tidak ada perselingkuhan di rumah.
- Selalu bersama walaupun saat terjadi kesibukan.
- Kasih sayang orang tua tidak berupa materi
- Tidak memaksakan kehendak orang tua kepada anak.
- Terbuka pada keluarga
- Terdapatnya dan terlatihnya tanggung jawab di rumah.
Kriteria keluarga yang tidak sehat :
- Keluarga tidak utuh.
- Kesibukan Orang tua yang membuatnya tidak bersama anak dirumah
- Hubungan antar keluarga tidak baik
- Ungkapan kasih sayang berupa materi dan uang.
- Keluarga yang tertutup.
- Pemaksaan kehendak seseorang ayah
- Selalu melakukan pembiaran kepada anak tanpa tanggung jawab.
Dengan kondisi keluarga yang tidak sehat dapat mempengaruhi remaja saat ini. Terutama kenalakan remaja yang terjadi di dalam rumah tangga dan keluarga. Dengan kondisi seperti ini dapat menimbulkan dampak berupa stress kepada para remaja era saat ini. Stress yang berkepanjangan membuat remaja tidak sehat saat ini.
Berikut rincian kondisi keluarga yang merupakan sumber stress pada anak / remaja.
- Hubungan yang buruk dan dingin antara ayah dan ibu.
- Kontrol orang tua yang berlebihan kepada anak
- Tuntutan orang tua yang melebihi batas anak/remaja
- Cara Pengajaran yang tidak sesuai.
- Pengekangan atau pembatasan yang berlebih pada anak
- Kurangnya perhatian penuh dari orang tua
Diharapkan kondisi-kondisi tidak sehat ini dapat segera diperbaiki di era saat ini agar tidak mencetak remaja yang menyimpang dari kondisi positif dan membuatnya menjadi remaja yang negatif di mata manusia.
B. Kutub Sekolah
Sekolah merupakan rumah kedua bagi seorang siswa dan remaja. Sekolah pun merupakan tempat pembinaan, pengajaran, pelatihan, pengembangan, dan pendidikan kepada anak agar menjadi berkembang. Terutama juga pada masa-masa permulaan menjadi orang dewasa. Remaja bersekolah di bangku sekolah SMP dan SMA.
Namun. Kondisi sekolah dan pengaruh dalam sekolah dapat mempengaruhi remaja saat ini. Dengan melihat kondisi yang tidak memungkinkan tersebut, dapat berkemungkinan remaja dapat berperilaku menyimpang dan tidak taat akan norma yang berlaku. Agar tidak berperilaku demikian, maka dibutuhkan sekolah yang berkondisi baik.
Berikut Kondisi sekolah yang sehat dan baik :
- Sarana dan prasarana Sekolah yang memadai
- Kualitas kerja guru dan non guru yang baik
- Kurikulum yang stabil.
- Kesejahteraan guru dan non guru yang bagus.
- Muatan pendidikan moral dan agama yang baik
- Lokasi sekolah yang tepat
Kondisi sekolah yang tidak sehat dan tidak baik tersebut antara lain :
- Sarana dan prasarana sekolah kurang memadai
- Kualitas dan kuantitas kerja guru dan non guru yang kurang
- Kesejahteraan guru dan non guru yang masih kurang
- Kurikulum sekolah yang sering berubah
- Muatan agama, budi pekerti, dan moral yang kurang diterapkan.
- Lokasi sekolah di daerah rawan dan berbahaya.
Kondisi-kondisi sekolah yang tidak sehat ini dapat menghilang dan pemerintah serta pihak sekolah dapat membuat kondisi yang sehat dan baik agar dapat menjamin pendidikan yang luar biasa dan layak bagi remaja / anak jaman sekarang.
C. Kutub Kemasyarakatan (Kondisi Lingkungan Sosial)
Kondisi kemasyarakatan yang menjadi rumah ketiga bagi remaja saat ini. Maka keadaan sekitar masyarakat dapat mempengaruhi kondisi dari remaja saat ini. Bisa membuat remaja menjadi lebih baik ataupun merubahnya menjadi lebih buruk. Walaupun sebagai rumah ketiga mereka, tapi dapat dicegah dengan pemberian-pemberian yang positif serta kondisi masyarakat yang sehat.
Berikut kondisi masyarakat yang sehat :
- Terdapatnya hubungan antar personal yang baik
- Kondisi lingkungan yang bersih dan tidak menimbulkan penyakit.
- Kondisi pengaruh masyarakat yang baik
- Latar belakang masyarakat yang baik.
- Moral-Moral masyarakat yang terbentuk dengan baik.
- Tidak memiliki latar belakang kejahatan.
Namun dibalik masyarakat sehat tetap saja memiliki masyarakat dengan kondisi yang tidak sehat. Kondisi yang tidak sehat dapat memperburuk kondisi remaja yang menjadikan remaja dapat berperilaku yang menyimpang dari seharusnya.
Berikut kondisi masyarakat yang tidak sehat :
- Kondisi masyarakat yang tidak aman
- Kondisi masyarakat yang rawan kejahatan
- Latar belakang yang buruk di dalam masyarakat
- Masyarakat yang kurang pergaulan dan hubungan interpersonal
- Kondisi lingkungan yang tidak sehat dan kotor.
- Masyarakat yang bermoral buruk
- Pergaulan yang menjerumuskan hal-hal yang jahat.
Dengan kondisi-kondisi tersebut diharapkan masyarakat yang sehat lebih mendominan daripada masyarakat yang tidak sehat agar dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan remaja saat masa sekarang dan masa depan nanti.
Mencetak Remaja yang Sehat
Dengan kondisi masyarakat, sekolah, dan keluarga yang sehat serta tidak menimbulkan penyakit-penyakit sosial dapat mengubah seorang anak / remaja agar dapat pengaruh positif dan berkelakuan tidak menyimpang dari moral dan norma yang berlaku di masyarakat. Serta mencetak remaja yang berperan aktif, bermoral, dan memiliki spiritual yang baik dalam masyarakat.
Sumber Referensi :
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari Psikopat, Paranoid dan Gangguan Kepribadian Lainnya, (Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005), hal. 40-46.
Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon