Monday, November 9, 2020

Penyebab Sosiologi, Sekilas Sejarah Sosiologi, dan Perintis Sosiologi

Pernahkah kalian bertanya-tanya mengenai Sosiologi? Mungkin kita sudah tidak terlalu asing lagi mendengar istilah sosiologi ini. Namun apakah kalian pernah bertanya apakah sosiologi ini memiliki suatu sejarah tersendiri? Atau hanya sekedar ilmu yang berdiri sendiri? Atau ilmu yang tidak bisa berdiri dengan sendirinya? Atau memang hanya sekedar ilmu pengetahuan aja?

Sosiologi
Berbagai macam budaya yang ada
© Magnifying / Gerd Altmann / Pixabay

Sehingga dalam hal ini, mari kita membahas sedikit sekilas dari yang namanya sosiologi, terutama mengenai Sekilas Sejarah dan Perintis Sosiologis (Setidaknya berkaitan keduanya). Dan mungkin akan lebih details kita akan membahas mengenai Perintis Sosiologi itu sendiri. Sebab keduanya memiliki ikatan yang mirip-mirip di dalam sejarah Sosiologi.


Pengertian Sosiologi

Sosiologi dari pengertian sederhana merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku masyarakat yang ada di dalam masyarakat.


Dalam terminologi dari segi bahasa, kata "sosiologi" berasal dari bahasa yunani.


Sosiologi dalam bahasa Yunani berasal dari dua kata socius dan logos. Dimana Socius berarti kawan, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sehingga dalam konteks ini sendiri berarti bahwa ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah masyarakat.


Ungkapan ini "Sosiologi" sendiri pertama kali diungkap oleh August Comte (1798-1857) pada buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive".


Penyebab Utama Sosiologi

Sebelum memikirkan penyebab-penyebab adanya ilmu sosiologi. Alangkah baiknya kita sadar bahwa diri kita menfokuskan terlebih dahulu bagaimana kita adalah ciptaan dari Allah sendiri. Manusia diciptakan oleh Allah Tritunggal sebagai makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat disimpulkan dari kemampuan untuk berpikir, berkehendak, dan merasa. Salah satunya adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan, dan Sosiologi adalah salah satu dari ilmu pengetahuan.

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. ...  - Kejadian 2:18

Perlu kita pikirkan terlebih dalam bahwa sebenarnya Tuhanlah yang menciptakan kita. Tuhan menciptakan kita hidup bersama. Namun yang terpenting terlebih dahulu bagaimana kita memiliki hubungan pribadi kepada Allah, lalu kepada sesama manusia, dan akhirnya hubungan kita dengan dunia. Inilah yang menjadi esensi sosiologi dalam Kristen. Hubungan sosial manusia itu indah dan misterius. Mereka demikian karena itu adalah anugerah Tuhan bagi kita.


Alkitab menjelaskan sangat penting mengenai hubungan/ relasi antar manusia. Manusia diciptakan Allah segambar dan serupa dengan Allah. (Kej. 1:26). Lalu Allah sendirilah yang berkata kepada manusia. (Kej. 1:28). Allah memberikan larangan khusus untuk tidak memakan pohon pengetahuan baik dan jahat. (Kej. 2:16 - 17). Akhirnya Allah menciptakan Hawa dan Adam dan Hawa merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah.


Namun karena manusia jatuh dalam berdosa, akhirnya pemberontakan kepada Allahlah yang sering terjadi. Sejak kejatuhan, hidup dan pemikiran kita berada dalam kekacauan dan pemberontakan. Dan Pemberontakan ini mencakup seluruh aspek kehidupan, yakni baik itu dalam Kepercayaan, politik, science (ilmu pengetahuan), seni, musik, masa depan, dan seluruh bidang lainnya. Namun hanya dapat dipulihkan di dalam Kristus.

Alkitab
Asal muasal ketika kita membacanya
© Wendy van Zyl / Pexels

Sebab kita harus mempunyai presaposisi bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan — Penguasa dan Raja seluruh alam semesta (Ef. 1: 20 - 22; Flp 2: 9 - 11). Namun karena dunia ini telah rusak karena dosa. Maka semua dipulihkan di dalam penebusan Anak-Nya yangtelah turun ke dunia untuk menyelamatkan mereka. Dan akhirnya mereka dipersatukan di dalam tubuh Kristus. dan Kita adalah anggota-anggota di dalam tubuh ini. Sehingga dalam kehidupan kita, sepenuhnya dalam sistem dan worldview kita, untuk kemuliaan Allah. Kehidupan univesal / sepenuhnya harus untuk kemuliaan Allah.


Sehingga dapat disimpulkan penyebab utama dalam Sosiologi [nilai-nilai sosial] ini sendiri adalah Allah itu sendiri, yang menciptakan kita dan memberikan anugerah umum kepada kita. Akan tetapi kita yang udah jatuh dalam dosa, diselamatkan oleh Kristus dan menjadi satu di dalam tubuh kristus dan menjadi anak-anak Allah. Dan karena dosa, sering terjadi percekokan yang ada di dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu manusia perlu memperbaiki hubungan relasi ini agar kembali kepada Allah.


Penyebab Adanya Sosiologi dalam Gejolak Eropa

Permasasalahan penting timbulnya sosiologi adalah gelolak yang terjadi di dalamnya. Terutama di abad ke 18 di mana terjadinya gejolak luar biasa yang menuyebabkan disintegrasi di dalam agama Kristen. diintegrasi di dalam keatuan masyarakat di abad pertengahan. Dalam diintergrasi ini lebih sering menyatakan bahwa "Tidak ada pemerintah, hanya rakyat saja", secara tak langsung juga mengkritisi "Pemerintahan Allah di bumi"


Terjadi perubahan sosial juga dikaitkan timbulnya permasalahan dan timbulnya suatu sosiologi. L. Laeyendekter. Kelahiran sosiologi terjadi karena serangkaian perubahan yang berjangka panjang yang melanda Eropa Barat di abad pertengahan. Perubahan-perubahan itu antara lain :

  1. Timbulnya kapitalisme pada akhir abad ke -15
  2. Perubahan di bidang sosial dan politik,
  3. Perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther,
  4. Meningkatnya individualisme
  5. Lahirnya ilmu pengetahuan modern
  6. berkembanganya kepecayaan pada diri sendiri.

Serta terjadinya juga 2 revolusi besar di abad ke-18, yaitu (1) Revolusi Industri serta (2) Revolusi Perancis.


Sekilas Sejarah

Pada saat dahulu, sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filaafat, yang dapat disebut dalam filsafat sosial. Tidak seperti sosiologi sekarang karena materi tidak dibahas dalam filsafat sosial. Sebab filsafat sosial mengandung unsur etika bagaimaan masyarakat tersebut (das solen), sedangkan sosiologi membahas kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat (das sein).


Filsuf-filsuf yang mengembangkan filsafat antara lain Plato dan Aristoteles. Plato (429-347) membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara dan Aristoteles (384-322 SM) membahas unsur-unsur sosiologi dan hubungannya dengan etika sosial, bertingkah laku terhadap sesama manusia dalam kehidupan sosial.


Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau ikut dalam bagian sosiologi, pemikiran mereka dapat disebut sebagai kontak sosial. Baru setelah Auguste Comte (1798-1857) menciptakan istilah sosiologi, pada tahun 1839 terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, maka lahirlah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Inilah yang disebut dengan tahap pemikiran awal sosiologi. Comte berpendapat bahwa tingkah laku sosial dan kejadian-kejadian di masyarakat dapat diamati dan diukur secara ilmiah. Comte dianggap sebagai ‘Bapak Sosiologi’ karena memulai kajian sosial dengan metode ilmiah yang ada.


Setelah itu baru muncul suatu teori yang disebut determinisme ekonomi. Teori ini sendiri yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx. Teori ini menyatakan, bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat. Lalu Herbert Spencer mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dan menyimpulkan, bahwa perkembangan masyarakat manusia adalah suatu proses evolusi yang bertingkat-tingkat dari bentuk yang rendah ke bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis.

Revolusi Perancis
Revolusi Perancis
© moondoggiesmusic.com

Lalu abad ke 19 - 20, Sosiologi berkembang ke ranah yang lebih pesat di Jerman, Perancis, dan Inggris. Sebab dilatar belakangi dengan Revolusi besar yang terjadi. Yakni Revolusi Perancis (Revolusi Politk) yaitu pembagian masyarakat perlahan-lahan terhapus dan semua diberikan hak yang sama dalam hukum. Serta Revolusi Inggris (Revolusi Industri), yaitu perkembanan pabrik-pabrik, unit-unit produksi, dan seluruh ekonomi terbentuk. Sehingga menimbulkan struktur masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya kelas buruh dan kelas majikan yang akhirnya menimbulkan serikat-serikat buruh.


Setelah Auguste Comte dan Herbert Spencer yang lebih banyak dipengaruhi filsafat dan psikologi. Jamanya Emile Durkheim untuk petama kalinya menggunakan metode ilmiah untuk melakukan riset Sosiologi. Dalam riset ini, Durkheim mengkaji informasi demografi dari berbagai negara dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dan dari segi metode ilmiah ilanjutkan oleh Max Weber yang mengkaji tindakan manusia dan interaksi sosial.


Lalu muncul pemikir-pemikir dari institut penelitian sosial Universitas Frankfurt Jerman yang lebih dikenal dengan Mazhab Frankfurt. Tiga pemikir utama tersebut adalah Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert Marcuse. Melalui teori kritik yang dikembangkan, Mazhab Frankfurt mencoba menghubungkan pengetahuan dengan praksis kehidupan masyarakat. Lalu lebih rinci lagi adalah Jorgen Habermas yang mendasarkan pada paradigma komunikasi melalui media massa.


Lalu terbentuknya pemikiran baru di dalam sosiologi, antar alain difusionisme, fungsionalisme, dan strukturalisme. Lalu perengahan tahun 1900-an, perkembangan sosiologi memasuki tahap modern. Ciri utama sosiologi modern adalah terbentuknya spesialisasi terus-menerus pada bidang ilmu sosial ini. Dan akhirnya Sosiologi sudah mengembangkan berbagai metode riset ilmiah, penerapan metode eksperimen terkontrol, dan penggunaan komputer untuk meningkatkan keefisiensi menghitung hasil survey.


Perintis-Perintis Sosiologi

Hingga tibalah saatnya untuk melihat siapakah perintis-perintis dari Sosiologi ini. Secara teoristis memang terlihat ada tokoh-tokoh yang begitu memainkan peran penting mereka di dalam ilmu sosiologi. Namun perlu kita sadari dari penyebab utama bahwa sebenarlah Allahlah yang merupakan perintis murni dari Ilmu Sosiologi itu. Namun karena penyebab-penyebab yang ada sebelumnya, kita melihat berbagai penyebab yang terjadi di daratan Eropa. Dari Penyebab-penyebab inilah lahirlah sosiologi dan perintisnya.


1. Auguste Comte "Bapak Sosiologi" (1798 - 1857)

Dikenal sebagai bapak dari ilmu sosiologi. Nama "Sosiologi" memang merupakan hasil ciptaan Comte. Sumbangsih dari Comte mengenai sosiologi adalah filsafat mendorong perkembangan Sosiologi. Comte dalam bukunya Course de Philosophie Positive. Comte mengungkapkan padnangannya mengenai "hukum kemajuan manusia" atau "Hukum tiga jenjang" yaitu sejarah manusia akan melewati tiga jenjang mendaki, yaitu : jenjang teologi, jenjang metfisika, dan jenjang positif.


Comte sering kali dikenal dengan sosiologi aliran positivisme. Karena dalam metode positif bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta, dan bahwa kaian harus bermanfaat serta mengarah kepada kepastian dan kecermatan. Dalam pandangan Comte ini, Sosiologi adalah "Ratu ilmu-ilmu sosial". bahwa hireaki sosiologi berada di tingkat paling atas dari ilmu lainnya.


Sumbangan pemikiran yang juga penting adalah pemikiran tentang agama baru yaitu agama humanitas yang mendasarkan pada kemanusiaan. Intelektualitas manusia dibangun sebuah moralitas yang ada. Comte telah melakukan pembagian sosilogi ke dalam dua bagian besar, yakni statika sosial, dan juga dinamika sosial.


2. Karl Marx (1818 - 1883)

Karl Marx lebih dikenal seorang tokoh sejarah ekonomi, ahli filsafat, dan aktivis yang mengemangkan teori mengenai sosialisme. Marx memang bukan ahli sosiologi tetapi tulisannya mengandung sosiologi.


Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Marx berpendapat bahwa pengaruh dari kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang penguasa alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi dan modal. Oleh sebab itu kaum buruh di eksploitasi oleh kaum majikan.


3. Emile Durkheim (1858-1917)

Dalam buku The Division of Labor in Society, Durkheim sedang mengkaji gejala yang sedang terjadi di masyarakat; pembagian kerja.Dalam hal ini tujuan kajian Durkheim adalah mengerti dan memahami fungsi dari pembagian kerja tersebut, dan mengetahui faktor penyebabnya.


Durkheim melihat bahwa manusia memerlukan Solidaritas. Durkheim membedakan antara masyarakat yang bercirikan fakor solidaritas mekanis dengan solidaritas organis. Dalam solidaritas mekanis, masyarakat belum adanya diferensiasi dalam pembagian kerja. Sebaliknya jelas bahwa dalam solidaritas organis. Terjadinya pembagian kerja dengan derajat tertentu.


Lambang laun karena pembagian kerja dalam masyarakat. Maka spesialisasi semakin berkembang sehingga solidaritas mekaik berubah menjadi solidaritas organik. Dalam solidaritas ini, maka masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan dalamnya, yang ditandai dengan rasa saling ketergantungan antara satu dengan lainnya yang semakin besar dan meningkat.. Sehingga dalam hal ini, pembagian kerja sangat lah penting untuk meningkatkan solidaritas.


Dalam pengembangan selanjutnya, Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu:

  1. Sosiologi harus bersifat ilmiah, di mana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya.
  2. Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
  3. Menjelaskan kenormalan patologi.
  4. Menjelaskan masalah sosial secara ‘sosial’ pula.
  5. Mempergunakan metode komparatif secara sistematis. Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul “Suicide”


4. Max Weber (1864-1920)

Max weber lahir di Jerman pada thaun 1864 di Erfurt. Menyelesaikan studi di bidang hukum, ekonomi, sejarah, filsafat, teologi dan mengajar disiplin ilmu-ilmu tersebut di berbagai universitas di Jerman. Serta terus-menerus menyebarluaskan terbentuknya ilmu sosiologi yang saat itu masih berusia muda.


Karya penting dalam Max Weber adalah mengenai The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904). Dalam buku ini mengemukaakn tesisnya yang terkenal dengan keterikatan antara Etika Protestant and Kaptalisme di Eropa Barat. Terutama mengenai Calvinisme, akan tetapi arus Calvisme ini. Lebih dikenal dengan kaum puritan di Inggris. Karena penerapan kaum Puritan sendiri. Namun kesalahan tafsiran Weber ini harus dilihat dari konteks yang ada. Dan di saat bersamaan Protestan mengutuk kapitalisme. (Perlu kajian sejarah dan lebih teliti).


Serta dalam karya lain adalah Sosiologi. Max Weber memberikan kajian mengenai konsep dasar sosiologi. Dalam uraian ini, Weber menjelaskan bahwa Sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial. Dalam uraian ini, Weber menyebutkan pula bawha sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial. Dari tulisan penting ini, maka kemudian hari tulisan ini menjadi acuan bagi dikembangkannya teori sosiologi mengenai interaksi sosial. Namun perlu disadari bahwa sebenarnya tulisan-tulisan Weber tidak menjadi tuntutan baginya untuk masyarakat.


5. Herbert Spencer (1820 - 1903)

Herbert Spencer sendiri adalah orang Inggris. Tahun 1876 dirinya yang mencetuskan suatu teori "Evolusi sosial", yang kini dianut sana sini oleh perubahan. Ia menerapkan suatu analog teori Darwin "Teori evolusi" yang dianut oleh masyarakat manusia. Dalam pandangan Spencer, ia yakin bahwa masyarakat akan mengalami evolusi dari masyarakat primitif mengarah pada masyarakat industri.


Herbert Spencer, orang Inggris, pada tahun 1876 mengetengahkan sebuah teori tentang ”evolusi sosial”, yang hingga kini masih dianut walaupun di sana-sini ada perubahan. la menerapkan secara analog teori Darwin mengenai ”teori evolusi” terhadap masyarakat manusia.


Menurut Spencer sendiri, Suatu organisme sendiri akan jauh lebih sempurna apabila berambahnya suatu kompleks dan dengan adanya diferensiasi antara bagian-bagiannya. Sehingga organisasi fungsi akan lebih matang antarbagian organime terbentuk, dan integrasi akan lebih sempurna.


Spencer lalu membagi dalam tiga aspek dalam evolusi sosial, yaitu di dalam diferensiasi stukrutal, spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. Spencer membagi dalam struktur-stuktur, yang timbul di dalam evolusi masyarakat. Antara lain :

  • Sistem pengatur, berfungsi memelihara hubungan-hubungan antara masyarakat lainnya dan anggota di dalamnya.
  • Sistem menopang, yaitu mencukupi kebutuhan-kebutuhan bagi yang bertahan hidup dianggota masyarakat.
  • Sistem pembagi, befungsi dalam mengangkut barang-barang dari suatu sistem ke sistem lainnya.


Tahap-tahap dalam proses evolusi sosial dengan tipe-tipe masyarakat, maka spencer menjadi dalam tiga bagian. Sebagai berikut :

  • Tipe Masyarakat Primif, bahwa di dalam masyarakat ini belum terjadi diferensiasi maupun belum ada spesialisasi fungsional. Pembagian kerja masih dikit.
  • Tipe Masyarakat Militan, pada masyarakat militan ini, hetegogenitas sudah mulai meningkat karena bertabahnya masyarakat yang ada. Hal ini penting dalam koordinasi tugas-tugas yang dikhususkan dan harus dilakuka nsecara paksaan. Sehingga diperlukan sistem-sitem atau bagian-bagian yang mengatur dirinya sendiri.
  • Tipe Masyarakat Industri, dalam masyarakt indusri. Maka akan terjadi kompleksitas yang sangat tinggi, dan tidak dikendalikan oleh kekuasaan engara. Sebagai penggantinya maka masyarakat yang mengendalikan diri sendiri. Seperti kerjasama, hak menentukan diri sendiri, keseimbangan kerja, dan lain-lain yang bertujuan bersama.


Kesimpulan

Meskipun Sosiologi sebenarnya hadir sebagai ilmu pengetahuan pada abad ke 18. Tetapi jejak-jejaknya sendiri sudah ada sebelum bahkan jauh sebelum filsafat yunani lahir. Bahkan jejak jelasnya ketika Allah sendiri telah menciptakan manusia, tertulis nyata di dalam Alkitab. Namun karena kemunduran agama dan faktor-faktor internal yang terjadi di Eropa pada abad 18. Maka sosiologi menunjukkan gigi yang terjadi. Namun sebenarnya dari Kristen sendiri tidak mau terjadi disharmonisme yang ada. Tetapi fakta yang terjadi ya demikian.


Dalam hal ini, telah dibahas secara ringkas mengenai sejarah sosiologi hingga para perintis dari Sosiologi itu sendiri di abad 18-20 an. Mereka adalah tokoh-tokoh penting di dalam mendirikan sosiologi. Bagaimana, apakah kalian menyukai tokoh-tokoh ini.


Sumber :

  • Abraham Kuyper, 2012, Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme, Surabaya : Momentum, Hlm.51 - 64
  • Abraham Kuyper, 2014, Iman Kristen dan Problema Sosial, Surabaya : Momentum, Hlm. 49 - 68 || mengenai diintergrasi yang di tubuh Kristen yang disebabkan oleh gerakan Revolusi Perancis (politik) akhir abad 18.
  • Atik Catur Budiati, 2009, Sosiologi Kontekstual : Untuk SMA & MA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 3, 6 - 8
  • Kamanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi Edisi Revisi, Jakarta : Lembaga Penebit Fakulstas Ekonomi Universitas Indonesia, Hlm. 1 - 6
  • Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2017, Sosiologi suatu Pengantar edisi Revisi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hlm. 5, 33 - 34
  • Suhardi dan Sri Sunarti, 2009, Sosiologi 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 3 - 5
  • Vern Sheridan Poythress, 2011, Redeeming Sociology A God-Centered Approach, Wheaton, Illinois : Crossway, Hlm. 14 - 18
  • Hendrik Sugiarto, 2012, "Calvin dan Calvinisme: Pengaruhnya terhadap Peradaban Manusia (Bagian 2)", https://www.buletinpillar.org/artikel/calvin-dan-calvinisme-pengaruhnya-terhadap-peradaban-manusia-bagian-2 Diakses pada 9 November 2020
  • Muttaqid.id, 2016, "5 Tokoh Perintis Sosiologi", https://www.muttaqin.id/2016/04/tokoh-perintis-sosiologi.html, Diakses pada 8 November 2020
  • Wikipedia, 2020, "Sosiologi" https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi. Diakses pada 8 November 2020

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon