Friday, May 22, 2020

Membangun Produktivitas Diri untuk Menjadi Sukses

Satu pertanyaan dan juga salah satu yang menjadi pertanyaan kita pada umumnya. Apakah kita bisa sukses dengan cara cepat / instans? Atau apakah mungkin bisa diterapkan dalam jangka lama? Atau  seberapakah kita efektif memenuhi kesuksesan diri kita dengan gaya-gaya yang ada? Atau memang kita hanya berambisi untuk sukses lebih besar tetapi tidak menerapkan pola-pola motivasi yang kita lalui? Nah inilah yang menjadi permasalahan orang umumnya dalam mencapai kesuksesan ini.

Meningkatkan Produktivitas..
© Youtube / Free Stock Footage 4K
Banyak diantara kita yang merasa kami belum siap sukses. Kami belum melakukan perencanaan. Hidup-hidup kita stagnan tiba-tiba. Atau hanya berhenti pada lingkaran aktitivtas normal kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun belum menemukan arti kesuksesan yang ada. Permasalahan apakah yang mereka hadapi untuk mencapai kesuksesan ini?

Kesuksesan dan Produktivitas 

Kesuksesan sendiri tidak terlepas dari produktivitas yang ada dalam setiap orang yang ingin mencapainya. Kesuksesan sendiri tidak terlepas dari produktivitas yang harus kita raih. Produktivitas atau daya produksi adalah istilah untuk menjelaskan bagaimana sumber daya (khususnya kita manusia saat ini) untuk menghasilkan suatu output dari berbagai masukan (input) yang ada. Sehingga dalam hal ini untuk mencapai suatu kesuksesan. Maka diharapkan sang kita bisa menghasilkan berbagai output yang berguna. Inilah salah satu yang menjadikan produktivitas itu penting sebagai salah satu faktor kesuksesan.

Kesuksesan itu sendiri tidak akan berdiri sendiri tanpa kesadasaran kita sendiri di dalam diri kita. Termasuk ambisi kita yang kuat untuk mendapatkan kesuksesan yang ada. Kita memang berambisi kuat untuk mengapai kesuksesan yang ada, banyak ambisi kita yang sangat besar untuk menggapai kesuksesan namun untuk mengontrol / drive ambisi kepada produktivitas yang baik. Produktivitas apakah itu?

Faktor-Faktor Produktivitas Sederhana 

Untuk mengapai kesuksesan dengan produktivitas yang baik dan sederhana. Berikut menurut kami yang cukup memungkinkan kita lakukan agar tetap produktif.

1. Tetaplah Belajar Meskipun IQ Dibawah Superior

“Living is learning” adalah salah satu gambaran yang penting dalam kehidupan kita. Kalimat ini sendiri sangat penting dan dimana hampir dimana setiap orang, setiap tempat, dan dimana aja manusia tetap belajar. Bahkan manusia sendiri berkembang melalui belajar. Sehingga kita tidak boleh melepaskan diri dari belajar dan menjudge diri kita untuk berhenti belajar. Bahkan setiap manusia tidak pernah lepas dari masalah belajar. Namun apakah kita dapat menemukan belajar yang efektif untuk mencapai produktivitas ini?
Belajar adalah penting
Pada hakekatnya kitalah yang belum mempersiapkan maupun mempelajari dan menciptakan bagaimana sistem gaya belajar kita. Gaya belajar adalah serangkaian sistem yang kita miliki untuk menyerap, mkengatur, mengolah, dan menerapkan segala apa yang telah kita pelajari. Memang gaya belajar sangat peting, namun juga adalah suatu yang sangat disayangkan ketika memulai suatu belajar gaya belajar yang tepat. Sehingga sangat penting bagi kita membentuk manajemen belajar kita sendiri untuk mencapai produktivitas itu.

2. Tetap melatih Pikiran Daripada Emosi

Ketika kita belatih bagaimana kita berpikir. Bahkan sebagai orang tua sendiri, kita perlu melatih berpikir jauh lebih penting daripada memakai keputusan yang beremosi. Sehingga dalam menghadapi produktivitas yang ada kita diharapkan bagaimana bisa berpikir secara benar.

Sebab suatu pernyataan menarik bahwa ajarilah anak-anak untuk berpikir dan benalar yang harus dikuasai. Sebab jika mengakarnya kebiasaan berpikir akan membuat pikiran cenderung kritis dan bebas dalam menilai. Demikian juga merupakan satu koneksi dari poin belajar sebelumnya. Bahkan bagi seroang anak dan kita yang sudah bertumbuh, maka emosi itu sendiri akan menghasilkan keputusan yang buruk.

3. Kerja keras atau kerja cerdas

Meskipun kita memiliki IQ dan daya belajar kita sangat tinggi. Tidak menutup dua faktor diatas adalah faktor yang saling berkaitan sekaligus penting sebagai dasar. Namun tidak kalah penting adalah bagaimana kita harus mengaplikasikan seluruh yang ada ke dalam pekerjaan kita. Yaitu kerja keras atau kerja cerdas.
Bekerja sama, kerja keras,
dan kerja cerdas
©  
Youtube / Free Stock Footage 4K
Loh kok ada dua? Bukankah keduanya adalah hal yang sama aja? Sebenarnya keduanya adalah hal yang sangat berbeda karena kerja keras dengan kerja cerdas memiliki konteks yang berbeda. Kerja keras adalah kerja melebihi produktivitas orang pada umumnya. Jika orang pada umumnya belajar 8 jam, maka kamu bisa belajar 10 jam dengan kuat. Sedangkan kerja cerdas adalah kerja sesuati dengan sistuasi dan kondisi namun tetap memberikan produktivitas maksimal. Seperti manajemen waktu produktivitas, berfokus meningkatkan kualitas, dan berpikir out of the box itulah kerja cerdas

Keduanya adalah hal yang sangat penting. Karena disaat kita bekerja secara keras, mungkin kita akan melupakan apakah itu bekerja cerdas, sedangkan bekerja cerdas, kita pun lupa untuk bekerja keras. Keduanya sangat konteks dan tepat tergantung bagaimana kita menyikapinya.

4. Perbaiki Nilai-Nilai yang Lu Percayai

Sebuah buku yang ditulis oleh Mark Manson dengan judul Sebuah Seni untuk bersikap bodo Amat telah menjelaskan sesuatu yang penting mengenai nilai-nilai / value-value yang kita miliki. Terutama semua tercatat di dalam Bab 3 sampai bab 6 mengenai nilai-nilai yang dianut kita perlu dirubah. Nilai-nilai yang dianggap kita sebagai kesenangan, kenikmatan, kesuksesan material, selalu benar, dan tetap positif adalah nilai-nilai yang perlu kita ubah dan kita buang.

Nilai-nilai yang cukup esenial perlu kita kembangkan merupakan antitesis dari 5 nilai yang ada diatas. Namun alangkah baiknya untuk mengembangkan nilai-nilai value diri kita ke dalam 3 pertimbangan, yakni berdasarkan kenyataan, membangun secara sosial, dan segera dan dapat dikendalikan.

5. Ambisi Besar yang Seimbang

Anak jaman now atau bisa disebut I-Generation life jelas memiliki ambisi untuk sukses sangat besar tetapi minim usaha dan berperilaku instans. Oleh sebab itu agar ambisi ini tetap terjaga secara maksimal. Maka perlu diimbangi dengan tindakan nyata untuk memanfaatkan opputinity dalam berusaha di era saat ini.
Mengurangi Sosmed adalah penting
agar tetap berambisi kuat.
© Youtube /  Free Stock Footage 4K
Ambisi besar ini sudah cukup peningkatkan suatu daya dalam kehidupan kita. Dengan ambisi kita dapat stay dan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa jadi musuh terberat kita. Bahkan kita dapat stay dalam pemikiran kita dalam siatuasi sesusah apapun. Namun perlu diingat ambisi tidak hanya sekedar perkataan namun perlu diterapkan secara nyata.

Kesimpulan 

Produktivitas perlu ditingkatkan untuk mencapai suatu kesuksesan tertentu yang kita harapkan. Dalam hal ini saya hanya dapat memberikan 5 poin untuk meningkatkan produktivitas secara sederhana. Mungkin akan banyak poin-poin lain dan beberapa artikel yang seengaknya bisa digunakan dalam memahami berbagai produktivitas yang ada. Seengaknya bisa merubah pikiran secara sederhana dalam memahami produktivitas.

Sumber :
  • Bimo Walgito. 2010. Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hlm. 183
  • Destiana Rahmawati. 2018. Millenials and I-Generations Life. Laksana: Yogyakarta. Hlm. 142
  • Donni Juni Priansa. Pengembangan dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Hlm. 55-56
  • Lailatul Fitriyah dan Mohammad Jauhar. 2016. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Prestasi Pustaka. Hlm. 162-164
  • Mark Manson. 2018. Sebuah Seni untuk bersikap bodo Amat. Jakarta:Kompas. Hlm. 96 – 101

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon