Monday, November 18, 2019

Pengertian, Ciri-Ciri, dan Klasifikasi dari Kingdom Archaebacteria

Selain kita mendalami suatu eubacteria, kita kan mempelajari salah satu kingdom yang serupa dari bacteria tetapi memiliki perbedaan yang sangat tipis yang dipisahkan oleh Carl Woese. Yaitu kingdom Archaebacteria.

Archaebacteria
© byjus.com
Dalam sejarah Klasifikasi kingdom, Archaebacteria sendiri masuk dalam klasifikasi dari 6 kingdom yang dibangun oleh Carl Woese beserta kawan-kawan dan mulai meneliti bagian-bagian ini. Meskipun merupakan pecahan dari bacteria, maka dibagi menjadi dua kingdom. Yakni Eubacteria dan Archaebacteria.

Sekilas Tentang Archaebacteria

Archaebacteria sendiri merupakan pembedakaan dari seorang mikrobiolog Carl Woese yang membedakan 6 kingdom serta merupakan penelitian lain dari University of Lilinois untuk menemukan kelompok dari bakteri memiliki suatu ciri dengan berbeda dan unik dari bakteri lainnya. Namun dikategorikan dalam Archaebacteria

Archaebacteria ini sendiri condong mendekati ciri makhluk hidup yang eukariota dibandingkan bakteri lain. Bakteri lain sendiri condong menyerupai prokariota. Sehingga Archaebacteria dipisahkan dari yang lain. Terlebih dari lagi habitat Archaebacteria sendiri hidup dilingkungan hidup yang daerahnya sangat ekstrem.

Namun pada awalnya adalah Archaebacteria namun pada penelitian Carl Smith sudah ditiadakan / sudah dihapus dalam sistem kingdom setelah Carl Woese. Bukan bearti makhluk Archae punah. Namun hanya dihapus dalam sistem kingdom.

Pengertian Archaebacteria

Archaebacteria dalam terminologi bahasa Yunani berasal dari kata Archaio = Kuno. dan bacteria yang berari kepada bakteri atau lebih condong kepada batang kecil. Archaebacteria sendiri adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, tetapi pada membran sendiri plasmanya mengadung lipid.
Bentuk dari Archaebacteria
© id.wikipedia.org
Archaebacteria sendiri adalah sebuah organisme luar biasa yang dapat melakukan metabolisme energi yang khasnya sendiri membentuk suatu gas metana (CH4) dengan cara melakukan reduksi karbon dioksida (CO2). Terkenal dengan sifatnay yang anaerobik dan kemosintetik. Hidupnya sendiri sangat primitif dan sangat ekstrim bahkan beberapa orang tidak percaya bahwa Archaebacteria mungkin merupakan bentuk pertama awal kehidupan planet bumi. (Jelas tidak percaya toh).

Ciri-Ciri Archaebacteria

Beberapa ciri-ciri dari Archaebacteria sendiri antara lain :
  • Memiliki ukuran tubuh yang kecil, yakni 0,1 -1,5 mikron.
  • Memiliki dinding sel yang terdiri dari polisakarida dan protein yang bukan petidoglikan.
  • Organisme uniseluler yang prokariotik tidak memiliki nukleus dan membran
  • Asam Nukleat dalam Archaebacteria sendiri berupa RNA
  • Dapat Hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, baik itu lingkungan dengan keasaman, kadar garam, maupun suhu yang sangat ekstrim.
  • Reproduksi yang dimiliki oleh Archaebacteria sendiri dengan cara biner, pembentukan tunas, dan framentasi.

Klasifikasi Archaebacteria

Berdasarkan habitat yang ada, Archaebacteria sendiri dikelompokan menjadi 3 kelompok besar. Klasifikasinya sebagai berikut

a. Halofik.

Bakteri Halofik sendiri adalah bakteri yang hidup pada lingkungan yang sangat berkadar garam tinggi atau lebih singkat kadar garam yang tinggi. Halofik sendiri berasal dari kata halophiles yaitu mereka yang pecinta garam. Dalam bahasa Yunani sendiri ada kata "hal" yang berarti "garam" sedangkan "philos" sendiri berarti "kekasih". Contoh dari Archaebacteria ini adalah Halobacterium sp.

b. Methanogen/Metanogen

Bakteri Methanogen adalah bakteri yang bersifat anaerob yang menghasilkan suatu gas metana dari suatu gas hidrogen maupun CO2 atau asam asetat. Dalam kelompok ini sendiri methanogen. Terlebih dari itu kehidupan dari bakteri ini sendiri berada dalam lingkungan yang memproduksi suatu metan, misalnya rawa-rawa, dasar kolam, maupun pada usus binatang. Contoh dari bakteri ini adalah
Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidolisis selulosa.
Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pectin.
Methanococcus janashi, penghasil gas metana (CH4).

c. Termoasidofilik

Sebuah archaebacteria yang hidup dalam lingkungan yang suhunya sangat tinggi dengan tingkat keasaman yang tinggi pula. Misalnya suatu hidup di kawah vulkanik maupun mata air panas. Bersifat Kemoautrotrof dimana dapat memanfaatkan H2S sebagai sumber energi utamanya yang diperoleh di kawah vulkanik. Thermosidofilik sendiri dapat diartikan sebagai thermophilies dimana istilah ini diambil dari bahasa Yunani. "Therdm" yang berarti "Panas" sedangkan "philos" berarti "kekasih" secara bahasa berarti menyukai panas. Atau bisa diartikan bakteri yang suka akan panas. Contoh termoasidofilik adalah Pyrolobus fumarii tumbuh dengan temperature optimum 106 derajat Celcius.


Kesimpulan

Archaebacteria adalah suatu Bakteri yang kuno yang hidup di daerah ekstrim. Bakteri ini sendiri bercirikan utama Memiliki ukuran tubuh yang kecil, yakni 0,1 -1,5 mikron. Memiliki dinding sel yang terdiri dari polisakarida dan protein yang bukan petidoglikan. Organisme uniseluler yang prokariotik tidak memiliki nukleus dan membran. Dalam klasifikasi Archaebakteri dibagi menjadi 3 utama berdasarkan lingkungan hidupnya. Yaitu Halofik, Termoasidofilik, dan Methanogen/ Metanogen.  

Sumber:
https://karedok.net/sekolah/handout/mengenal-archaebacteria-dan-eubacteria/
https://www.gurupendidikan.co.id/15-ciri-ciri-archaebacteria-dan-eubacteria-lengkap/
https://hisham.id/2015/05/pengertian-archaebacteria-ciri-klasifikasi-dan-contoh.html

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon