Thursday, June 22, 2017

Tipe-Tipe Belajar Manusia menurut DePetter, Hearchi, dan Susanto

Pernahkah kalian merasa tak nyaman untuk belajar? Atau kita langsung merasa berat akan mempelajari sesuatu yang karena kita tidak biasa pelajaran tersebut. Adalah permasalahan yang sering terjadi kepada para pelajar di Indonesia. Bahkan belajar adalah kewajiban namun sering kali gagal dilakukan para pelajar karena malas. Ditambah faktor lingkungan kurang mendukung.

Oleh sebab menjadi permasalahan kecil namun bahaya karena dapat menjadi momok masalah dalam bangsa Indonesia. Bahkan banyak sekali celotehan orang-orang mengenai belajar, "Elu Belajar saja, tapi enggak pandai-pandai.", "Banyak Baca buku, PR Banyak.", "Banyak PR, Sulit dikerjakan, kapan waktunya main." "Banyak Baca buku, nilai tetap saja jelek.", dan lain sebagainya. Celotehan-celotahan memotori pelajar jaman now agar malas belajar.

Belajar adalah hal yang terbaik. © wikiindo.com
Berbagai masalah-masalah mengenai belajar ini menyebabkan negara kita jauh dibawah standar negara belakangan ini. Sebuah bangsa yang besar mesti harus memiliki penduduk yang berkualitas superior, baik itu dalam sumber daya manusianya dan sumber daya alamnya. Oleh sebab itu demi menaikan kualitas sumber daya manusia, kita memerlukan belajar yang tepat sesuai dengan kondisi dan tipe belajar yang ada. Berikut penjelasannya.

Apakah itu Belajar?

Secara sederhana kegiatan belajar sendiri merupakan pelatihan diri manusia agar lebih ahli, pandai, dengan menerapkan pelatihan berupa soft skill maupun hard skill. Belajar sendiri dapat mengasah otak kita agar dalam kegiatan positif kehidpan sehari-hari. Belajar inipun dapat menambah gairah semangat menjalani hidup, dapat berupa kepandaian kita di masa depan nanti.

Belajar sendiri merupakan hal penting dan kegiatan positif dalam melatih diri agar dapat menerapkan kelak di masa depan maupun saat ini. Penerapan inilah merupakan hal paling penting di dalamnya. Selagi kita mencari tahu misteri yang belum terpecahkan di dunia.

Tipe-Tipe Belajar 

Setiap manusia jelas memiliki cara tersendiri dalam belajar. Ada yang senang mendengarkan musik, diskusi, menulis, berkelompok, membaca, mengerjakan, ataupun berbagai cara menyerap informasi dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga ketika kita mengeluarkan hasil pembelajaran tersebut, kita dapat memaksimalkan potensi yang terbaik dalam diri kita. Sehingga untuk menyerap dan mengerti bagaimana caranya kita memaksimal potensi tersebut, maka kita sebenarnya memerlukan tipe belajar yang sesuai. 
Tipe-Tipe Belajar © kumpul.org
Menurut DePetter dan Hearchi pada tahun 2003, tipe belajar merupakan gaya manusia untuk belajar yang dimiliki oleh setiap individu guna cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi, kemampuan, dan skill yang diperoleh. Sedangkan menurut Sutanto, 2006, membagi tipe belajar seseorang menjadi tiga hal.
  • Manusia secara visual, seseorang yang begitu optimal dan maksimal dalam menyerap dengan melakukan kegiatan membaca maupun melihat. 
  • Manusia secara auditori, Informasi akan terserah optimal jika melakukan kegiatan dengan mendengarkan informasi suatu informasi. 
  • Manusia secara kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan” atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan dipelajarinya.

1. Tipe Belajar Visual

Sesuai dengan tipe-tipe belajar menurut Sutanto. Manusia dalam mengandalkan kemampuan melihat dan indera matanya. Sehingga mereka lebih mudah mengerti akan hubungan warna, ruang, potret, mental, dan gambar yang menonjol pada modal ini. Pada pembelajaran ini sendiri, merkea lebih suka membaca buku, sedikit menulis maupun berbicara.
  • Lebih sering berbicara dengan cepat.
  • Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan.
  • Memiliki perencanaan jangka panjang yang baik.
  • Lebih diingat pada tulisan dilihat daripada yang didengar.
  • Lebih bisa mengeja kata dengan baik dan mengerti dengan kata-kata yang mereka pikirkan.
  • Mengingat segala yang berhubungan dengan visual.
  • Sulit untuk mendengarkan akan sesuatu, kecuali jika ditulis dan meminta orang mengulangi ucapannya.
  • Lebih suka menggambar daripada bermusik.
  • Sering menjawab dengan jawaban singkat, ya atau tidak.
  • Lebih suka membaca dan pembaca cepat, daripada dibacakan orang.
  • Lebih bisa melakukan demonstrasi daripada pidato.
  • Mengetahui apa yang harus dikatakan, namun tidak pandai memilih kata-kata tepat.
  • Biasanya tidak terganggu dengan keributan


2. Tipe Belajar Audiotori

Sesuai dengan pernyataan kedua dari Sutanto, maka orang tipe ini lebih mudah melalui apa yang mereka dengar. Mereka bertumpu pada berbagai bunyi dan kata. Musik, irama, dialog internal, serta suara ke arah pendengaran. Sesorang yang memiliki tipe belajar demikian berciri-ciri sebagai berikut :
  • Lebih suka berbicara pada diri sendiri saat bekerja
  • Gagal menjaga perhatian dan terganggu pada keributan
  • Senang membaca keras dan mendengarkan
  • Lebih sering membaca menggerakan bibir saaat terdapat tulisan di buku.
  • Lebih mudah mengulangi kembali serta menirukan nada, perubahaan, maupun macam-macam suara.
  • Sulit menulis, dan lebih suka mengucapkan secara lisan
  • Berbicara dalam irama terpola
  • Suka akan bermusik daripaga menggambar
  • Lebih sering belajar secara diskusi dan mendiskusikan daripada dengan melihat
  • Lebih suka terhadap candaan di televisi daripada membaca komik
  • Mempunya permasalahan pada pekerjaan dengan melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian lain hingga sesuai dengan satu sama lain.
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • Biasanya pembicara yang fasih

3. Tipe Belajar Kinestetik

Sesuai dengan kemampuan kinestetik, dimana kemampuan terbesar orang dengan kemampuan sentuhan. Modal terutama kemampuan tipe kinestetik belajar melalui gerak, emosi, dan sentuhan. Dengan terbiasa terhadap gerakan, koordinasi, irama, tanggapa emosional, dan kenyaman fisik lebih mudah menyerap informasi. Ciri-ciri orang belajar dengan tipe kistentetik ialah :
  • Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang
  • Belajar melalui manipulasi maupun praktik
  • Lebih mudah mengingat saat melalukan gerakan maupun berjalan
  • Lebih mengguankan jari saat menunjukan sesuatu
  • Lebih suka menggunaakn isyarat tubuh
  • Berusaha menyentuh orang agar mendapatkan perhatian saat berbicara
  • Berbicara pelahan
  • Lebih sulit diam ketika berada pada waktuyang lama
  • Sulit mengingat suatu geografis, kecuali ketikatelah pernah dikunjungi ataupun berada di tempat itu.
  • Lebih suka permainana yang sibuk
  • Lebih sering bergerak saat membaca, mengetuk-gentuk pena, jari, ataupun kaki saat mendengarkan
  • Berioritenasi ingin melalukan suatu hal
  • Kemungkinan besar tulisan jelek.

Selain ketiga tipe belajar diatas, kita dapat mengombinasikan berbagai tipe-tipe belajar diatas dengan berbagai tipe campuran. Misalnya audio dengan visual, atau visual dengan kinestetik tergantung seberapa manusia pandai menyerap informasi dengan metode yang diterima.

Kesimpulan

Setiap orang punya caranya masing-masing dalam menyerap informasi, namun kebanyakan orang Indonesia menilai belajar hanya sekedar membaca buku, menulis, dan menjawab soal. Namun diluar sana masih banyak teknik-teknik belajar lainnya, mulai dari praktek, percobaan, berdagang, bermusik, maupun apapun yang dapat mengasah otak pelajar. Kita sebagai generasi penerus bangsa dan tahan air.

Sumber :
sandurezu.wordpress.com
Gambar :
kumpul.org
wikiindo.com

Tinggalkan Komentar di bawah ini
EmoticonEmoticon